Kerumitan Masalah Hidup Tak Serumit Struktur Tubuh
Aa Gym |
---
TAUSYIAH-tausyiah Aa Gym bikin “nyes”. Termasuk yang satu ini. Penekan pembahasan pada lika-liku kehidupan. Yang amat dekat dengan kita. Yang dalam keseharian tak lepas dari masalah.
Poin yang menghentak di
prolog:
Masalah terbesar kita, bukan
masalah yang sedang dihadapi. Masalah terbesar kita, adalah masalah kualitas
ketakwaan.
Aa Gym atau KH Abdullah
Gymnastiar mengisyaratkan, kita sebagai manusia benar-benar tak berdaya. Semua
hanya dikuatkan oleh Allah. Lahaula
walakuata illabillah.
“Kita ini bodoh, kecuali
dituntun oleh Allah. Kita ini lemah, kecuali dikuatkan oleh Allah. Kita ini
fakir, tidak punya apa-apa.”
Prinsip yang ditekankan, pada dasarnya: makhuk itu adalah lemah. Kecuali, Allah yang memberikan kekuatan.
Manusia ada di titik
kebodohan, kecuali diberikan-Nya ilmu dan bimbingan.
Fakir -- tidak punya
apa-apa--, kecuali Allah yang menitipkan yang Dia kehendaki ke kita. Sesuka
Allah, kapan waktunya mau menitipkan. Sekarang atau lusa.
“Dan, kita ini hanya punya
dosa. Kalau amal, itu hidayah taufik (dari) Allah. Kalau dosa, adalah pekerjaan
kita,” tandas Aa yang juga penulis dan pengusaha.
Manusia memang tidak bisa
apa-apa. Persis seperti bayi yang baru lahir. Tidak tahu apapun. Hanya Allah
yang memberikan kekuatan. Yang memberi ilmu. Yang memberi tenaga. Yang memberi titipan.
“Untuk menyelesaikan
masalah, kalau tidak dibimbing Allah, pasti ngandelin
nafsu. Dan Allah memerintahkan kita patuh pada-Nya, yang disebut takwa.
Takwa itu keyakinan yang berbuah patuh dan pasrah,” jelasnya.
Aa yang dalam ceramahnya
mengenakan sorban menggaris bahwahi: manusia makin takwa, makin datang
bimbingan dari Allah.
Makanya yang dicemaskan,
bukan masalahnya. Semua masalah itu sudah dirancang Allah. Yang
dicemaskan, kurang yakin ke Allah, kurang patuh, kurang pasrah.
“Kalau orang-orang yang
sudah yakin, patuh, Allah suka ya sudah. Urusan itu dibereskan.”
Apakah waktu dibereskan,
kita tidak berusaha, tidak ikhtiar sedikit pun? Itu terserah Allah. Kalau harus
ikhtiar, akan dibimbing.
Kalau pun ikhtiar, akan
dikasih ilmunya. Akan dipertemukan dengan orang lain yang lebih mengerti. Akan
diatur, diberi ide, diberi gagasan, diberi ketenangan, diberikan
langkah-langkah.
Kalau mau bicara, dituntun
bicaranya. Kalau mau mikir, dituntun pikirannya.
“Emang dipikir, kita ini pinter? Enggak ya. Kita bahkan tidak mengerti, otak kita seperti apa?
Betul,” ucapnya diiringi batuk kecil.
“Tidak ada yang jago,”
tambahnya.
“Yang jago-jago itu karena
Allah saja melindungi. Kalau pun seribu kali terjun, kalau waktunya mati, ya
mati saja. Gak ada jago.”
Ini sebenarnya tidak ada
jago. Tidak ada ahli. Yang ada hanya karunia Allah.
Makanya kalau taat, akan
diberi jalan keluar. Terserah Allah jalannya seperti apa.
Mungkin idenya dimasukkan ke
otak. Kepikir karena tafakur.
Mungkin dipertemukan dengan
orang yang lebih pinter. Sehingga, memberikan masukkan.
Mungkin akan dibantu oleh
orang-orang yang lebih kuat.
“Nanti ketemu dengan
solusinya. Makanya hadirin jangan risau dengan masalah yang ada. Risaulah, (seberapa)
kedeketan kita ke Allah,” tandas Aa seperti dalam ceramahnya yang diunggah di akun
Youtube Aagym Official.
Kata Aa, Nyaris kita tidak
tahu apa-apa tentang tubuh ini. Tapi beres tidak urusan tubuh ini? Tentu beres.
Pertumbuhan gigi diatur
sedimikian rupa. Bayangkan kalau pertumbuhkan gigi seperti pertumbuhan rambut
kepala. Apa jadinya. Bisa-bisa mulut ini makin lebar.
Komposisi rambut saja kita
tidak tahu. Materi-materi penyusun kuku pun tidak tahu.
“MasyaAllah. Mata kedip
tidak usah dihitung, berapa jumlahnya. Per kedipan sehari. Aduh, masyaAllah,
masyaAllah.”
Aa mengajak membandingkan
antara kerumitan struktur tubuh kita dengan kerumitan masalah kita. Rumit mana? Rumit
tubuh.
Sayangnya, pikiran kita
lebih banyak kepada yang tidak perlu dipikir. Seharusnya pikiran kita fokus
pada tingkat tetakwaan.
“Takwa itu apa sih? Takwa
itu hati yang yakin, yang berbuah patuh dan pasrah.”
Jadi orang takwa itu makin
yakin dan hasilnya kepatuhan ke perintah dan juga kepasrahan kepada jaminan
Allah.
Dan Allah tahu tingkat
ketawakalan kita. Dan makin tawakal, urusan kita diurus. Rejeki kita akan
diatur. Semuanya ada yang ngeberesin.
Aa Gym memberikan penjelasan tentang ikhtiar. Kita ikhtiar, tapi mirip cicak lah. Cicak makananya nyamuk. Nyamuk punya sayap. Cicak tidak punya sayap. Coba, mana yang lebih hebat. Cicak mencari nyamuk atau nyamuk mencari cicak?
Bayangkan kalau cicak harus
cari nyamuk. Kemana? Cicak gak tahu ada selokan di sana. Betul. Pas mau
nyeberang jalan, bisa-bisa cicak ketelindak mobil. Banyak hambatan untuk sampai
selokan.
Tapi malah nyamuk yang ngedeketin cicak. Padahal tidak ada
darah di dalam cicak. Karena itu menjadi rejekinya cicak. Hap…
“Yang paling penting dalam
hidup, itu bukan masalah cari uang. Ah itu cemen.
Gimana menemukan Allah SWT dalam segala hal. Sehingga berbuah, kita itu tahu,
kita ini ciptaan Allah. Segalanya ciptaan Allah, segalanya milik Allah. Dan
kita tinggal patuh saja kepada Allah,” jelasnya. (titahkita.com)
Tinggalkan Pesan di Kolom Komentar
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
0 Response to "Kerumitan Masalah Hidup Tak Serumit Struktur Tubuh"
Post a Comment