Gus Mus Ungkap Makna Anekdot Gus Dur, Gitu Aja Kok Repot!
Gus Mus |
Gus Mus Ungkap Makna Anekdot Gus Dur, Gitu Aja
Kok Repot!
---
CERITA-cerita mendiang
Gus Dur sampai saat ini masih mengalir deras. Tak sedikit orang yang
membicarakan sosok salah satu putra terbaik bangsa ini.
Di antara yang mengupas
perjalanan semasa hidupnya adalah Gus Mus -- KH Ahmad Mustofa Bisri.
Dikatakan, Gus Dur yang menjadi Presiden ke-4 Republik Indonesia (RI), orangnya tergolong
ampuh. Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid merupakan cucu KH Hasyim Asy’ari --
pendiri ormas keagaamaan Nahdlatul Ulama (NU).
“Gus Dur itu orang yang
sakti. Dan, dibuktikan oleh orang
banyak kesaktiannya,” tandas Gus Mus.
Meski Gus Dur sempat menderita stroke masih bisa kemana-mana. Bahkan sampai mancanegara.
“Masih lari-lari Amerika
– Tulungagung.”
Sebelum Wafat, Gus Dur Bilang Dipanggil Simbah
Diceritakan pengasuh Ponpes
Raudlatut Thalibin Rembang Jawa
Tengah ini, seminggu sebelum Gus Dur wafat masih sempat ke kediamannya. Mestinya, dari rumah Gus Mus balik lagi ke rumah
sakit.
Keduanya sempat berbincang selama tiga jam. Kemudian, tiba-tiba Gus
Dur harus ke Jombang, Jawa Timur -- diluar nalar.
“Saya harus kembali ke
Jombang. Ditimbali (dipanggil) simbah saya,” kata Gus
Dur yang ditirukan Gus Mus.
“Saya kaget, ibu Nuriyah
(istri mendiang Gus Dur) juga kaget. Tidak termasuk dalam jadwal. Langsung ke
Jombang,” aku Gus
Mus yang mengenakan peci hitam.
Hal tersebut disampaikannya saat Haul ke-10 Gus Dur beberapa bulan lalu di Cigancur, Jakarta. Haul -- upaya untuk mengingat kematian, memperingati
kematian seseorang.
“Jadi kalau Gus Dur yang
sakti saja wafat, apalagi kita yang tidak begitu sakti.”
Banyak orang-orang besar,
orang-orang hebat, pejabat yang mati.
Lalu ada orang lain yang malah senang atas wafatnya mereka.
“Karena dia selama
hidupnya menjadi beban. Jadi ketika mati, beban dirasa hilang, alhamdulilah.”
Ada orang yang mati diperingati
oleh keluarganya. Sampai seribu hari. Habis itu sudah.
Ada orang mati. Lalu lewat begitu saja. Orang sudah lupa.
“Ini Gus Dur dihauli. Diperingati sampai 10 kali ini. Dan ini akan terus berlangsung,” kata Gus Mus sebagaimana dalam video di Youtube NU Channel.
Haul setiap tahun itu tidak hanya dilakukan di Cigancur --
rumah Gus Dur. Maupun di Tebuireng, Jawa Timur. Tapi juga di berbagai tempat
lainnya di Indonesia.
“Kanjeng Nabi Muhammad,
Nabi Isa (Yesus) itu diperingati hari lahirnya. Nabi Muhammad hari lahirnya, Mauludan itu. Yesus diperingati hari lahirnya. Natal
itu.”
“Tapi kenapa Gus Dur
tidak diperingati hari lahirnya?” Apa karena Yenny tidak tahu hari lahirnya,
saya saja tahu,” ujar Gus Mus sambil memandang Yenny Wahid -- putri Gus Dur.
“Karena Nabi Muhammad, Yesus segela macem itu maksum. Artinya
sudah tidak pernah berdosa lagi.”
Tapi kalau kyai, ditutup
sampai tutup buku. Kalau ternyata istiqomah, konsisten yang dilakukan sampai
wafat, baru umat masyarakat memperingati.
“Gus Dur ini konsisten.
Di dalam apa? Di dalam menjadi manusia. Kami catat ini. Semua orang mengatakan,
Gus Dur ini, Gus Dur ini, Gus Dur ini.”
Kesempatan Haul tersebut dihadiri berbagai golongan. Termasuk
pejabat-pejabat negara, tokoh agama, tokoh masyarakat, santri hingga keluarga
besar Gus Dur.
“Saya mengatakan, saya
orang yang paling dekat dengan Gus Dur. Sejak di Mesir sampai beliau gonta-ganti kontraan di Jakarta.”
Manusia yang Mengerti Manusia dan Anekdot Gitu Aja Kok Repot
Dalam mengembara ilmu agama, Gus Dur tidak hanya menjurus ke satu
pondok pesantren. Tapi banyak. Berpindah-pindah.
“Gus Dur itu ngaji
jelajah pondok,” terang Gus Mus.
Semua pondok pesantren di Jombang pernah
disinggahi. Pascaitu menuju pondok
lain di lingkup Pulau Jawa.
Yang pernah disinggahi, kata Gus Mus, seperti -- Pondok Tambak Beras yang terkenal dengan ushul fikih-nya. Lalu Pondok Sarang yang terkenal dengan nahwu shorof-nya. Pondok Krapyak yang terkenal dengan lughot-nya.
Sampai-sampai Pondok Tegalerejo Magelang yang
terkenal dengan tasawuf-nya juga
pernah disinggahi. Komplit.
“Mulai nahwu shorof
sampai tasawuf ngaji semua. Sehingga
sampai ke tataran jadi manusia. Kalau ngaji sudah sampai tingkat atas, sampeyan jadi manusia.”
Lebih jauh dijelaskan Gus
Mus, Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang mengerti manusia. Manusia yang
memanusiakan manusia.
“Sekarang banyak pemimpin
yang tampaknya seperti manusia. Tapi gak ngerti manusia.”
Intinya, kalau tidak seperti kehendaknya (orang tertentu), tidak dianggap seperti manusia.
“Jadi ukurannya manusia itu dia
(orang tertentu).”
BACA JUGA: KH Imron Jamil Bedah Kerja dan Sukses, Sempat Singgung Gus Dur
BACA JUGA: KH Imron Jamil Bedah Kerja dan Sukses, Sempat Singgung Gus Dur
Dicontohkan, ada
seseorang datang pada seorang kyai. Orang itu datang dengan berbagai keluh masalah hidup. Lalu sang kyai memberi
ijazah agar membaca wirid tertentu.
“Ayat kursi ini sehabis
shalat dibaca 35 ribu kali ya,” kata
kyai pada orang yang penuh masalah -- seperti diungkapkan Gus Mus.
“Ini meskipun sudah kyai (tapi) tidak mengerti manusia. Karena ukuran manusia dirinya sendiri.”
Kalau Gus Dur, lanjutnya, tidak begitu. Tidak semua orang dianggap sama.
Orang diberi nasihat,
diceramahi sesuai kadar kemampuannya.
Untuk menjadi baik, kata Gus Mus, manusia harus
menggunakan akal budi.
Jangan lihat tampilannya,
jangan lihat citranya. Ini kok gagah, kok galak, kok hebat. Tapi lihatlah dari
sisi kemanusiannya.
“Iki
menungso utowo ora?”
Ditegaskan, makhluk yang paling dimuliakan Allah adalah manusia. Manusia
kadang-kadang lupa bersyukur. Bersyukur memerlukan kesadaran mendapatkan
anugerah.
“Kita diciptakan oleh
Allah SWT menjadi manusia. Ini suatu anugerah yang
luar biasa. Kita tidak dijadikan batu, tidak dijadikan tumbuh-tumbuhan, tidak
dijadikan binatang. Tapi, dijadikan manusia.”
"Manusia diberikan akal
pikiran dan qalbu."
“Gus Dur itu, semuanya
menjadi kecil (semuanya dianggap sebagai hal kecil). Karena, dia dekat dengan yang menciptakan manusia, Allah SWT.”
“Gak ada yang besar. Karena itu ungkapan gitu aja kok repot, itu sebetulnya, bahwa Gus Dur itu menunjukkan, yang besar hanya Allah.”
“Maka tidak heran setiap umat, mendoakan Gus Dur. Gus
Dur adalah tokoh manusia yang ngerti manusia, yang memanusiakan manusia,” tandas Gus Mus. (titahkita.com)
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893
0 Response to "Gus Mus Ungkap Makna Anekdot Gus Dur, Gitu Aja Kok Repot!"
Post a Comment