Asal Muasal Masjid Jogokariyan (6) Bersaldo Nol Rupiah, Warganet Merespons
sumber: masjidjogokariyan.com |
Asal Muasal Masjid Jogokariyan (6) Bersaldo Nol Rupiah, Warganet Merespons
---
SALDO nol rupiah sangat melekat dengan Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Angka yang tidak plus dan tidak minus itu, selalu direalisasikan di akhir bulan.
SALDO nol rupiah sangat melekat dengan Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Angka yang tidak plus dan tidak minus itu, selalu direalisasikan di akhir bulan.
“Maka kita buat prinsip di sini adalah saldo nol. Pokoknya akhir bulan, ada sisa uang masjid, segera dihabiskan untuk kebaikan apa yang ada,” kata Ketua Dewan Syuro Takmir Jogokariyan, Ustadz Muhammad Jazir ASP.
Dinyatakan, dalam obrolan yang ter-publis di kanal Youtube itu, bangunan masjid tidak perlu megah, mewah. Sederhana saja cukup.
Karena dalam membuat tatanan bangunan fisik seperti itu dibutuhkan uang tidak sedikit alias banyak. Bisa jadi sampai bermiliar rupiah.
“Kalau bangunan gak usah megah-megah. Tapi masjid itu harus memberi manfaat,” tandas alumnus Universitas Islam Indonesia (UII) itu di channel Detikcom.
Dalam memberi manfaat, bisa saja saldo itu digunakan untuk kepentingan masyarakat.
“Ini ada anak-anak muda mau jualan kopi, teh, ada jualan jus. Udah kasih aja modal mereka jualan, kasih tempat.”
Apakah kemudian ada imbal balik dari mereka?
“Ndak usah mikir minta, (tapi) beri. Masjid harus menghidupi. Masjid jangan menjadi beban,” tandasnya dalam video dengan judul "Blak-blakan Takmir Masjid Jogokariyan: Revolusi Mental Pengurus Masjid".
Mula-mula menjadi program saldo nol rupiah pun ternyata ada awal mulanya.
Begini ceritanya.
Melansir dari bersamadakwah.net, usai shalat, ada seorang laki-laki tampak terbaring di Masjid Jogokariyan, dalam suatu waktu.
Jamaah lain mengira ia sedang lelah dan mengantuk. Sehingga, tak kuat duduk lalu istirahat dan tertidur.
Saat didekati, ternyata ia tidak sedang istirahat. Ia tak sadarkan diri. Segera jamaah membawanya ke rumah sakit.
“Mohon maaf, apakah ada keluarga pasien?” tanya dokter.
“Kami semua keluarganya, dok,” jawab Jazir.
“Ia harus dioperasi. Biayanya Rp 32 juta.”
Ustadz Jazir tahu, laki-laki itu dari keluarga tidak mampu. Keluarganya tidak punya uang untuk biaya operasi.
Bahkan untuk membawa ke rumah sakit saja tidak mampu. Ia pun menelepon bendahara masjid.
Bahkan untuk membawa ke rumah sakit saja tidak mampu. Ia pun menelepon bendahara masjid.
“Pak, saat ini kas masjid ada berapa?”
“Ada Rp 40 juta, pak.”
“Ini Pak Fulan sedang kritis, harus segera dioperasi. Tolong disiapkan uang itu. Rp 32 juta untuk operasi. Yang Rp 8 juta kita berikan keluarganya agar bisa merawatnya di rumah sakit. Untuk transport, makannya, kontrolnya nanti.”
“Berarti nanti saldo masjid jadi nol, ustadz.”
“Nggak apa-apa. Nanti saya sampaikan ke jamaah.”
Benar. Saldo masjid jadi nol.
“Bapak-bapak dan ibu-ibu, kemarin kas masjid kita Rp 40 juta. Lalu ada Pak Fulan yang sakit dan harus dioperasi. Masjid mengeluarkan seluruh kas untuk membantunya. Jadi sekarang saldo masjid nol,” ujar ustadz Jazir menyampaikan ke jamaah masjid.
Respons jamaah Masjid Jogokariyan?
Tak disangka. Sejumlah jamaah justru antusias untuk berinfaq. Mereka mendukung program masjid membantu orang miskin.
Mereka paham masjid butuh operasional. Sebenarnya yang dibutuhkan masjid bukan hanya operasional untuk perawatan. Namun, juga bagaimana masjid menjadi solusi umat.
Kas masjid pun kembali banyak. Bahkan lebih banyak dari saldo awal.
"Maka setiap Infaq yang masuk masjid kami segerakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan. Tidak boleh menjadi saldo. Sehingga, Masjid Jogokariyan dikenal dengan branding-nya. Masjid dengan saldo nol," kata Ustadz Jazir dilansir dari republika.co.id.
Pernyataan-pernyataan Ustadz Jazir di Youtube, seperti di bagian paragraf atas, mendapat respons dari warganet.
“Masyaallah...Harus kerjasama dg MUI dan memberi masukan kepada seluruh Takmir masjid seluruh Indonesia supaya lebih banyak yg seperti ini.” Tulis dengan nama akun Nusantara Bertauhid.
“Ustadz bersama seluruh Jajaran takmir Masjid Jogokaryan Ini poro Kawulo Unggul, Visioner, dan Patriotis Bangsawan dari golongan UMMAT MUSLIM INDONESIA, Semoga seluruh Masjid-Masjid di Indonesia mengikuti jejak MULIA Tokoh-tokoh JOGOKARYAN ini.” Tulis komentar di bawahnya. Dengan nama Imran Mey Archan. (titahkita.com)
0 Response to "Asal Muasal Masjid Jogokariyan (6) Bersaldo Nol Rupiah, Warganet Merespons"
Post a Comment