Gus Baha: Walau Susah, Paksa Bahagia agar Ridho dengan Qodho dan Qodar
Gus Baha |
Gus Baha: Walau Susah, Paksa Bahagia agar Ridho dengan Qodho dan Qodar
---
KAJIAN dari Gus Baha sudah banyak beredar di dunia maya. Tidak
sedikit yang viral di media sosial (medsos).
Isi kajiannya renyah. Isi pembahasannya didominasi hal-hal yang
ringan. Ada seriusnya. Ada guyonannya. Lengkap.
Selengkapnya KLIK: Gus Baha: Walau Susah, Paksa Bahagia agar Ridho dengan Qodho dan Qodar
Gus Baha memilik nama lengkap KH Bahauddin. Ayah beliau Kyai Nursalim
(alm). Gus Baha kini melanjutkan estafet kepemimpinan di pondok pesantren
Al-Quran di Kragan, Narukan, Rembang, Jawa Tengah.
Kajiannya tidak hanya di seputar pondok. Tapi secara rutin juga mengisi pengajian di Yogyakarta. Dan, juga di wilayah Jawa Timur.
Di alam maya. Kajian beredar. Pokok bahasan diantaranya tentang
kehidupan.
Bagaimana agar Manusia Selalu Bahagia?
Dalam ceramah, Gus Baha bertutur:
“Tidak punya rasa takut, tidak punya rasa gelisah harus kita tiru.
Karena kalau kita punya rasa gelisah, lama-lama, maka tidak ridho dengan qodho
dan qodar.”
Atas dasar itu, Gus Baha berprinsip bahwa hidup harus bahagia.
“Mulo kudu ceria (maka
harus ceria, happy),” katanya dalam channel Youtube Lentera Zaman Channel.
Bila hidupnya dilanda susah. Beliau yang bicara jeplas-jeplos ini selalu memaksa untuk menghilangkannya.
Sebab kalau tidak. Jika dibiarkan. Maka bisa berdampak tidak bisa menerima kenyataan -- takdir.
Sebab kalau tidak. Jika dibiarkan. Maka bisa berdampak tidak bisa menerima kenyataan -- takdir.
“Lho kulo (saya) sebagai manusia sering susah. Tapi saya paksa.
Susah itu saya hilangkan. Kalau saya rasakan terus, lama – lama saya gak
ridho mik (dengan) qodho dan qodar.”
Makanya pilihannya dipaksa untuk senang. Kalau dalam kondisi susah,
nanti bisa jadi kebiasaan. Susah terus. Kan repot.
Masak hidup ini dirasa susah terus. Bisa stres. Depresi.
Dimisalkan, memiliki santri yang kurang pandai pun tidak dirasa susah.
Apa adanya.
Ada yang datang mengaji. Tidak mudah paham, tidak mudengan pun
tidak dipersoalkan.
Semua diterima dengan bahagia.
Semua diterima dengan bahagia.
“Pokok e seneng kuwi ngibadah (Senang itu ibadah). Sifate
wali iku Laa Khaufun Alaihim wa Laa Hum Yahzanuun. Ndak (tidak) ada rasa takut, ndak
(tidak) ada rasa susah,” terangnya dalam video dengan judul "Gus Baha’ :
anda lagi gelisah, susah & sambat. Nonton video ini !!!"
Sebagai manusia, layaknya kita, Gus Baha pun memiliki rasa khawatir.
Diantara kekhawatirannya tentang kehidupan keturunannya -- anak cucunya, di masa mendatang.
Diantara kekhawatirannya tentang kehidupan keturunannya -- anak cucunya, di masa mendatang.
“Saya sebagai manusia sok (sering) khawatir. Suk
(kedepan) nasib anakku piye (bagaimana)? Nasib putuku piye (nasib cucuku
bagaimana)?"
“Tapi angger aku eling (tapi kalau saya ingat). Saya ada karena
Allah. Dan saya punya rezeki karena Allah,” jelas Gus Baha yang selalu
mengenakan baju lengan panjang putih.
Diantara rezeki itu menyangkut kekayaan dan kesuksesan.
Sehingga tidak dapat dipungkiri. Bahwa di dunia ini banyak orang kaya
dan orang sukses.
Kaya dan suskses itu lahir bukan karena hanya sikap dari orang
bersangkutan. Tapi ada campur tangan Tuhan Yang Maha Kaya.
"Kadang orang kan berpikir, anakku nek ora tak tinggali
warisan piye (kalau tidak saya tinggali warisan bagaimana)?”
Tapi kenyataanya. Banyak orang tidak punya warisan bisa kaya. Tidak
ditinggali harta benda melimpah, tanah hektaran, juga bisa kaya raya.
Orang tuanya tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Anaknya
bisa sukses secara akademik. Itu nyata.
Hal tersebut karena manusia itu, tanpa Allah, bukanlah siapa-siapa. Di
depan aturan Allah, manusia tidak ada apa-apanya.
Ketika rahmat Allah tidak terbatas, maka dalam kondisi apapun, Allah
SWT tetap sebagai Tuhan. Bukan yang lain. Ini tauhid.
“Selama pengerane Allah, itu Al-Kahfi. Zat kang (yang)
mencukupi. Allah Ar-Rozik, zat yang memberi rizki. Kenapa agama ini tidak bisa
mati. Karena Allah itu Al Hadi (petunjuk),” jelasnya dalam video berdurasi 23
menit 14 detik.
Gus Baha Bocorkan Resepnya
Di channel lain, Motivation Project, Gus Baha juga membahas
tentang bahagia. Dengan penjelasan berbeda.
Dijelaskan, pengarang kitab Al-Hikam, Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari,
punya resep agar hidup bisa senang.
“Usahakan sedikit sekali apa yang bikin kamu senang. Maka, akan
sedikit sekali yang bikin kamu susah,” tandas Gus Baha didurasi awal channel
tersebut.
Gus Baha yang selalu mengenakan peci hitam lantas bercerita panjang
lebar. Tetapi setelah itu kembali menjelaskan tentang hal di atas.
Gas Baha pernah ditanya. Apa resepnya, kok tidak pernah
kelihatan susah?
“Resepnya ilmu begini, kata (kitab) Hikam."
“Kamu harus yakin, bahwa di sisa hidup Anda itu tidak akan maksiat
lagi,” jelasnya dalam video dengan judul “(Ngaji) Gus Baha – Prinsip Urip Anti
Susah”.
Sehingga kalau melakukan maksiat. Anggap saja itu yang terakhir.
Setelah itu meninggal dunia. Atau, sudah tidak ada kehidupan di dunia ini.
Kiamat.
“Karena cara berpikir kita membayangkan
hidup 40 tahun lagi. Misalnya saya 40 (tahun), membayangkan hidup akan 4 tahun
lagi. Sampeyan (Anda) misalnya 25 (tahun), membayangkan hidup 25 tahun
lagi.”
“Sehingga mengganggap durasi 25 tahun, ora maksiat kan mohal
(tidak melakukan maksiat itu tidak mungkin).”
Terjadi dialog lagi dengan jamaah yang berisi guyonan tapi berisi.
Setelah itu menjelaskan lagi. Gus Baha mengingatkan agar bisa menata niat.
Jangan Berharap Sanjungan Orang Lain
Dalam kesehariannya pun tidak peduli apa kata orang lain terhadap
kehidupannya.
“Sehingga saya tidak pernah membayangkan (memikirkan), tonggoku
senang aku opo ora (tetangga saya senang saya atau tidak).”
“Kecewa tidak kecewa tidak penting.”
Dalam hidup ini, yang dicari adalah ridho Allah. Bukan sanjungan dari
manusia. Bukan penilaian dari manusia.
“Yang dicari adalah ridhonya Allah. Bukan ridhonya yang mengaji
(manusia). Bukan ridhonya konsumen (manusia)."
"Itu apa? Makhluk. Gak penting.”
Sehingga harus dilatih.
“Sedikitlah kamu gembira dengan satu hal, nanti akan sedikit yang kamu
kecewa,” tandasnya. (titahkita.com)
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893
0 Response to "Gus Baha: Walau Susah, Paksa Bahagia agar Ridho dengan Qodho dan Qodar"
Post a Comment