UAH Kupas Pentingnya Doa Terhindar dari Neraka Jahannam - TitahKita.com -->

UAH Kupas Pentingnya Doa Terhindar dari Neraka Jahannam

Ustadz Adi Hidayat

UAH Kupas Pentingnya Doa Terhindar dari Neraka Jahannam
---
SAAT tahiyat akhir dalam shalat, mintalah empat (4) hal. Dengan doa.

Dalam posisi itu, punya kesempatan meminta. Mau minta apa? Minta kaya, karir, istri solehah, suami sholih?

Kalau minta empat ini, yang lain akan ikut semua.

Demikian ditandaskan Ustadz Adi Hidayat -- UAH.

Empat hal tersebut ada di dalam doa.

Doanya:

Allahuma inni a’udzubika min ‘adzabi jahannam, wa min ‘adzabilqabri, wa min fitnatilmahya walmamati, wa min syarri fitnatil masihiddajjal.

Artinya:

Ya Allah aku berlindung kepadamu dari siksa jahannam, siksa kubur, dari fitnahnya kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnahnya Al Masih Ad-Dajjal. (HR. Muslim, No. 588)

Penjelasan pertama, tentang pentingnya mengapa harus lepas dari siksa neraka Jahannam. Sebelum sampai titik penjelasan, UAH memberikan prolog.

“Mintalah di setiap penghujung (shalat). Kalau belum hafal, minta di hati. Tapi sambil kita usahakan menghafal. Membaca. Membaca. Membaca. Sampai kita tahu membacanya, sesuai petunjuk nabi. Kita lafadzkan itu,” katanya.

Dengan terus membaca, insyaAllah akan hafal dengan sendirinya.

Mengingat, sangat penting doa itu, pernah ada seorang ulama besar. Bahkan imam An Nawawi mengambil riwayatnya. Namanya Imam Thawus.

Beliau punya anak. Anaknya shalat. Setelah selesai shalat, ditanya.

“Kamu baca doa ini tidak tadi,”

Jawab anaknya.

La. “Tidak”.

Beliau menyuruh shalat lagi.

“Kamu shalat lagi.”

Saking pentingnya doa ini, sampai disuruh shalat kembali. Ada perhatian orang tua ke anaknya yang sangat dalam.

Orang tua ingin anaknya terselamat dari fitnah. Orang tua ingin anaknya menjadi sholih.

Kenapa penting kita membaca doa tersebut?

Sebagai orang beriman. Artinya yakin tanpa ragu. Setiap yang Allah berikan, yakin dulu. Walau belum paham yakini dulu. Nanti dengan keyakinan itu hikmah akan datang.

“Awas jangan selalu mengandalkan logika ya. Karena ini manusia punya keterbatasan. Semua yang ditanamkan oleh Allah ke manusia, itu punya batas,” jelas UAH dalam channel Youtube Alfertife Fighters.

Contoh:

Mata punya batasan. Saat kita melihat gedung. Lalu makin lama, kita makin menjauh.

Ketika semakin menjauh, gedung terlihat makin kecil. Bahkan hilang. Artinya mata terbatas.

Telinga punya batas. Sekian hetz dari bunyi, belum tentu bisa didengar. Semakin menjauh. Semakin hilang bunyinya.

Pikiran punya keterbatasan. Yang tak masuk ke pikiran kita, tidak bisa dicerna.

“Mata punya keterbatasan. Maaf, telinga punya keterbatasan. Kenapa akal tidak ingin punya batas? Pasti terbatas,” jelas UAH yang mengenakan batik lengan panjang.

Karena itu Allah berikan jalan. Iman dulu.

Kalau sudah iman, hati dilembutkan. Hikmah datang. Kalau hikmah sudah datang, akal akan mengikuti dan langsung paham seketika.

“Kalau berbicara tentang yang ghoib-ghoib, itu tak tampak di depan kita. Karena tak tampak, tak masuk di akal. Karena akal hanya bisa memformulasikan yang tertangkap oleh indra.”

Yang kelihatan -- dicerna akal.

Yang terdengar -- dicerna akal.

Yang terasakan -- dicerna akal.

Kehidupan akhirat jelas tidak nampak. Tak bisa dicerna akal.

Bagaimana bisa dicerna akal? Karena itu untuk bisa paham ke sana diperlukan iman. Di antara perkara iman itu (percaya) ada  kehidupan setelah kematian.

“Kita yakin itu. Karena kita yakin, mesti siap-siap,” ajaknya.

Mau pergi keluar kota saja bawa bekal. Bekal uang saku, bekal transportasi dan lainnya. Mau hadir ke acara pengajian juga butuh persiapan.

“Anda keluar negeri, butuh Visa, butuh passport. Ongkosnya tidak sedikit. Itu masih level dunia. Sekarang Anda mau keluar dunia. Orang ke bulan saja, bayarnya sudah berapa sekarang? Itu baru nyampai bulan.”

“Anda pingin ke surga. Firdaus lagi. Bersama Nabi. Ongkosnya mana? Bekalnya apa?”

Maka dari itu, Allah turunkan amalan-amalan.

“Maka kata Allah, jika orang pun pulang tanpa persiapan, tidak bisa ke surga. Tempatnya mana? Hanya dua tempat. Satu neraka. Yang kedua A’raf. Makanya ada surat Al A’raf, surat ke tujuh.”

Intisarinya ada di ayat 45 sampai 47. Al A’raf itu -- yang belum ke surga, yang tidak ke neraka. Bekal ke surga belum cukup. Ke neraka gak banyak amat dosanya gitu. Jadi fifty-fifty. 50:50.

“Dia bisa melihat semua yang di surga. Tapi tak sanggup mendengar yang di neraka. Itu bahasa Qurannya. Tak sanggup mendengar. Apalagi nengok.”

Maka dengan rahmat Allah. Dipindahkan dari A’raf ke surga. Tentunya setelah hisab selesai. Satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia.

“Ada satu tempat yang tidak bisa keluar lagi. Namanya neraka Jahannam. Neraka itu dibagi dua. Neraka Jahannam dan neraka bukan Jahannam. Bukan Jahannam ya neraka juga, ini paling ringan.”

“Neraka paling ringan. Tapi jangan diringan-ringankan ya. Itu di surat ke 4 ayat 56.”

Dijelaskan UAH tentang kafar.

Kafar itu perbuatan menyimpang. Keluar dari petunjuk Allah.

Itu bisa dikerjakan non muslim -- disuruh shalat tapi tidak shalat karena tidak ada iman.

Bisa juga dilakukan orang yang mengaku muslim -- orang Islam tapi tidak mau shalat, orang Islam tapi tidak mau zakat.

Kafar -- dia tidak mau keluar dari Islam, tapi mengerjakan perbuatan sama dengan orang yang tidak beriman. Mengaku beriman tapi tidak mau shalat.

“Gak beriman kan tidak shalat. Gak beriman tidak zakat. Dia pun ikut-ikutan begitu. Maka kalimatnya disamakan dengan kafar.”

Dia tidak keluar dari Islam. Tapi mengerjakan maksiat yang selevel pelanggaran dengan yang belum beriman.

Kalau kamu infak, kamu zakat, (itu artinya) kamu bersyukur. Tapi kalau kamu kufur: belum keluar dari Islam. Adzabnya pun sangat pedih.

“Di dunia ngaku muslim. Tapi anti shalat, anti zakat, anti puasa. Dia mengatakan muslim. Tapi sulit beribadah. Maka akan ditimbang.”

“Kalau timbanganya banyak buruknya. Dan, baiknya hanya sedikit. Maka dia akan dicuci dulu di neraka. Untuk membebaskan yang kotor-kotor.”

Itu akan masuk ke neraka mana?

Neraka yang paling ringan. Di tempat penyiksaan ini, akan ditarik malaikat penjaga neraka. Langsung di ubun-ubunnya.

“Dan maaf ya. Malaikat penjaga neraka itu sudah tidak punya selera humor. Gak ada candanya,” katanya sambil memperingatkan.

Yang ditarik oleh malaikat itu ubun-ubunnya. Bagaimana cara nariknya? Seperti saat membuat teh celup. Angkat celup, angkat celup.

Sekali dicelupkan, hancur tubuhnya plus kulit-kulitnya.

Diangkat sembuh lagi. Supaya merasakan adzab yang baru. Setiap dimasukkan sehari, rasanya seperti seribu tahun. Kalau masuk satu detik saja. Itu sama dengan 48 hari rasanya.

“Itu neraka biasa.”

Setelah dicelup, dicuci sampai dosanya hilang, maka dipindah ke surga.

Sekarang neraka Jahannam.

“(Di) neraka jahanam dia tidak bisa keluar. Dan tempatnya di paling dasar neraka.

Itu pentingnya harus terbebas dari neraka. Apalagi neraka Jahannam. Bisa kekal selamanya. Semoga terbebas dari Jahannam. (titahkita.com)

Tinggalkan Pesan di Kolom Komentar

SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA

“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "UAH Kupas Pentingnya Doa Terhindar dari Neraka Jahannam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel