Yusuf Mansur Bicara Soal Rezeki yang tak Terduga-duga
Nov 8, 2017
Edit
---
SAMA-sama
Yusuf-nya.
Satunya
Yusuf Mansur -- ustadz.
Satunya Yusuf, hanya Yusuf. Tanpa embel-embel nama ataupun gelar.
Mereka berdua berteman.
Satunya Yusuf, hanya Yusuf. Tanpa embel-embel nama ataupun gelar.
Mereka berdua berteman.
Yusuf
Mansur bercerita tentang Yusuf.
Yusuf
hanya lulusan SMA. Jabatan rendah. Tapi rezekinya tak terduga-duga.
Yusuf
sejak lulus di sekolah tingkat itu ditawari untuk menjadi kasir. Tapi ditolak.
"Masak
gue kasir sih," kata Yusuf Mansur menirukan perkataan Yusuf.
Yusuf
pun menganggur. Tidak dapat pekerjaan dalam waktu dua tahun.
Suatu
ketika Yusuf berjumpa dengan guru ngajinya. Oleh gurunya diminta untuk tertib
shalat tahajud.
"Dia
shalat malam terus, digeber (dimaksimalkan) sampai sebulan," kata Yusuf
Mansur dalam sebuah video di Youtube.
Meski
pakai ikhtiar itu: memohon ke Yang Maha Kuasa, sampai hari ke 30 tak ada
tanda-tanda dapat pekerjaan. Nganggur!
Yusuf
mulai diliputi rasa ragu. Jangan-jangan salah niat.
Di
kesempatan mengaji berikutnya, Yusuf berjumpa lagi dengan sang guru. Kembali
dinasihati. Yusuf diminta untuk melengkapi dengan sedekah.
“Persoalan
dia tidak punya uang untuk sedekah. Dia bilang sama Allah (waktu shalat
tahajud). Ya Allah nanti kalau saya kerja, gajianya buat engkau semua dah. Saya
cuma perlu kerja, gak perlu gaji," bebernya.
Ustadz
kelahiran 19 Desember 1976 ini pun menilai doanya Yusuf kurang tepat. Karena,
kerjanya tidak menikmati gaji.
"Harusnya
cuma di bulan pertama gitu ya. Atau niat-niat sedekah gede (besar)."
Seiring
waktu kemudian, tepat hari ke empat puluh ia dapat informasi. Ada perusahaan
butuh karyawan.Tinggal satu posisi yang belum terisi.
Yusuf
pun melamar.
Yusuf:
"Ini cariculumvite-nya pak."
Penerima
kerja: "Gak perlu."
Yusuf:
"Gampang amat."
Penerima
kerja: "Cuma KTP doang."
Yusuf:
"Ha (sambil terkejut), posisinya di mana."
Penerima
kerja: "Di lantai tiga, dua, satu. Kadang-kadang di dalam. Kadang-kadang
di luar."
Yusuf:
"Berarti si OB (clening servis) pak."
Penerima
kerja: "Ada masalah dengan kamu?"
Yusuf
teringat dua tahun lalu, yang sempat menolak kerja. Dan kemudian tidak dapat
pekerjaan yang bisa menghasilkan uang.
Yusuf:
"Gak papa deh."
Dia
shalat malam lagi. Dia berdoa ke Allah agar dapat posisi lebih tinggi lagi.
Empat
puluh pertama dapat kerjaan. Ditebus lagi dengan shalat tahajud.
Dalam
satu kesempatan antara sedih dan senang terima gaji Rp 400 ribu.
Sedihnya
kerja sebulan, gajinya tidak untuk dirinya sendiri. Dia pilih gajinya diberikan
untuk ibunya. Mulia.
“Siapa
sangka nasibnya berubah,” kata Yusuf Mansur sambil terkejut.
Berubahnya
seperti apa?
Memang
setelah tertib sholatnya, kadang-kadang tidak tahu. Siapa yang akan ditemui?
Akan seperti apa kehidupan selanjutnya?
"Bila
ada orang tidak memohon atau berdoa kepada Allah. Tapi, malah menyandingkan
sepenuhnya pada makhluk Allah, berharap banyak pada manusia, itu bisa jadi
karena pengetahuan ke Allah kurang. Manusia tetap ingin ketemu yang punya
proyek, pimpinan perusahaan, saudaranya direksi. Ini yang punya direksi
(Allah). Masak tidak tergerak hati untuk nemui Allah."
Tidak
disangka. Hanya karena membantu temannya menjualkan motornya, Yusuf dapat fee
Rp 400 ribu. Besarnya seperti gaji yang pertama kali diterima lalu diberikan ke
ibunya.
Kesempatan
lain waktu dan tempat berbeda, Yusuf dikasih sama orang lagi. Ini karena
membantu membelikan makanan.
“Permisi
pun dapat duit. Dia hitung-hitung dapat Rp 7 juta. Ngalahin manejernya yang
gaji Rp 5 juta,” ujar ustadz dari Betawi ini.
Untuk
ibadahnya, Yusuf Mansur menekankan untuk melaksanakan ibadah yang wajib dulu.
Lalu ditambah yang sunah-sunah.
Dicontohkan,
shalat dhuha yang tadinya dua rekaat jadi empat rakaat. Yang empat rekaat jadi
delapan rakaat. Puasa Senin Kamis juga. Shalat sunah hajat, shalat tahajud.
“Luar
biasa, shalat malamnya dipolin (maksimalkan), jangan takut sedekah. Tidak ada
yang tambah miskin karena sedekah," ujarnya.
Perlahan
Yusuf di tempat kerjanya naik pangkat. Dia menjadi driver. Suatu kesempatan,
Yusuf menjemput manajernya di bandara.
Manajer:
"Kepala saya pusing."
Yusuf:
"Maaf, bapak pusing kenapa."
Manajer:
"Saya lagi mau jual tanah, untuk nutupi masalah saya, tapi belum dapat
pembelinya.
Yusuf:
"Saya bisa bantu doa pak. Saya gak punya temen yang kaya, tapi saya punya
Allah. Entar malam saya bangun, shalat malam, tak doain."
Tiga
minggu kemudian, ada orang yang membeli tanah tersebut dari orang Jepang.
Tanpa
diduga, Yusuf pun mendapat jatah dari
manajernya dengan uang berjuta-juta.
Yusuf
Mansur mengajak agar bisa merutinkan shalat tahajud. Bila malas, lawanlah!
"Gak
ada yang menyesal karena shalat malam. Kenapa kita ngantuk kalau shalat malam,
karena tidak terbisa. Tahanin sampai 7-8 hari."
Tahanin
shalat tahajud, ngantuk dikit wudhu, kita dah tahu susah, malah banyak molornya
(tidurnya)," tambahnya. (titahkita.com)
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893