Yusuf Mansur Bicara Soal Rezeki yang tak Terduga-duga - TitahKita.com -->

Yusuf Mansur Bicara Soal Rezeki yang tak Terduga-duga

Yusuf Mansur
Yusuf Mansur
Yusuf Mansur Bicara Soal Rezeki yang tak Terduga-duga
---
SAMA-sama Yusuf-nya.

Satunya Yusuf Mansur -- ustadz. 

Satunya Yusuf, hanya Yusuf. Tanpa embel-embel nama ataupun gelar. 

Mereka berdua berteman.

Yusuf Mansur bercerita tentang Yusuf.

Yusuf hanya lulusan SMA. Jabatan rendah. Tapi rezekinya tak terduga-duga.

Yusuf sejak lulus di sekolah tingkat itu ditawari untuk menjadi kasir. Tapi ditolak.

"Masak gue kasir sih," kata Yusuf Mansur menirukan perkataan Yusuf.

Yusuf pun menganggur. Tidak dapat pekerjaan dalam waktu dua tahun.

Suatu ketika Yusuf berjumpa dengan guru ngajinya. Oleh gurunya diminta untuk tertib shalat tahajud.

"Dia shalat malam terus, digeber (dimaksimalkan) sampai sebulan," kata Yusuf Mansur dalam sebuah video di Youtube.

Meski pakai ikhtiar itu: memohon ke Yang Maha Kuasa, sampai hari ke 30 tak ada tanda-tanda dapat pekerjaan. Nganggur!

Yusuf mulai diliputi rasa ragu. Jangan-jangan salah niat.

Di kesempatan mengaji berikutnya, Yusuf berjumpa lagi dengan sang guru. Kembali dinasihati. Yusuf diminta untuk melengkapi dengan sedekah.

“Persoalan dia tidak punya uang untuk sedekah. Dia bilang sama Allah (waktu shalat tahajud). Ya Allah nanti kalau saya kerja, gajianya buat engkau semua dah. Saya cuma perlu kerja, gak perlu gaji," bebernya.

Ustadz kelahiran 19 Desember 1976 ini pun menilai doanya Yusuf kurang tepat. Karena, kerjanya tidak menikmati gaji.

"Harusnya cuma di bulan pertama gitu ya. Atau niat-niat sedekah gede (besar)."

Seiring waktu kemudian, tepat hari ke empat puluh ia dapat informasi. Ada perusahaan butuh karyawan.Tinggal satu posisi yang belum terisi.

Yusuf pun melamar.

Yusuf: "Ini cariculumvite-nya pak."

Penerima kerja: "Gak perlu."

Yusuf: "Gampang amat."

Penerima kerja: "Cuma KTP doang."

Yusuf: "Ha (sambil terkejut), posisinya di mana."

Penerima kerja: "Di lantai tiga, dua, satu. Kadang-kadang di dalam. Kadang-kadang di luar."

Yusuf: "Berarti si OB (clening servis) pak."

Penerima kerja: "Ada masalah dengan kamu?"

Yusuf teringat dua tahun lalu, yang sempat menolak kerja. Dan kemudian tidak dapat pekerjaan yang bisa menghasilkan uang.

Yusuf: "Gak papa deh."

Dia shalat malam lagi. Dia berdoa ke Allah agar dapat posisi lebih tinggi lagi.

Empat puluh pertama dapat kerjaan. Ditebus lagi dengan shalat tahajud.

Dalam satu kesempatan antara sedih dan senang terima gaji Rp 400 ribu.

Sedihnya kerja sebulan, gajinya tidak untuk dirinya sendiri. Dia pilih gajinya diberikan untuk ibunya. Mulia.

“Siapa sangka nasibnya berubah,” kata Yusuf Mansur sambil terkejut.

Berubahnya seperti apa?

Memang setelah tertib sholatnya, kadang-kadang tidak tahu. Siapa yang akan ditemui? Akan seperti apa kehidupan selanjutnya?

"Bila ada orang tidak memohon atau berdoa kepada Allah. Tapi, malah menyandingkan sepenuhnya pada makhluk Allah, berharap banyak pada manusia, itu bisa jadi karena pengetahuan ke Allah kurang. Manusia tetap ingin ketemu yang punya proyek, pimpinan perusahaan, saudaranya direksi. Ini yang punya direksi (Allah). Masak tidak tergerak hati untuk nemui Allah."

Tidak disangka. Hanya karena membantu temannya menjualkan motornya, Yusuf dapat fee Rp 400 ribu. Besarnya seperti gaji yang pertama kali diterima lalu diberikan ke ibunya.

Kesempatan lain waktu dan tempat berbeda, Yusuf dikasih sama orang lagi. Ini karena membantu membelikan makanan.

“Permisi pun dapat duit. Dia hitung-hitung dapat Rp 7 juta. Ngalahin manejernya yang gaji Rp 5 juta,” ujar ustadz dari Betawi ini.

Untuk ibadahnya, Yusuf Mansur menekankan untuk melaksanakan ibadah yang wajib dulu. Lalu ditambah yang sunah-sunah.

Dicontohkan, shalat dhuha yang tadinya dua rekaat jadi empat rakaat. Yang empat rekaat jadi delapan rakaat. Puasa Senin Kamis juga. Shalat sunah hajat, shalat tahajud.

“Luar biasa, shalat malamnya dipolin (maksimalkan), jangan takut sedekah. Tidak ada yang tambah miskin karena sedekah," ujarnya.

Perlahan Yusuf di tempat kerjanya naik pangkat. Dia menjadi driver. Suatu kesempatan, Yusuf menjemput manajernya di bandara.

Manajer: "Kepala saya pusing."

Yusuf: "Maaf, bapak pusing kenapa."

Manajer: "Saya lagi mau jual tanah, untuk nutupi masalah saya, tapi belum dapat pembelinya.

Yusuf: "Saya bisa bantu doa pak. Saya gak punya temen yang kaya, tapi saya punya Allah. Entar malam saya bangun, shalat malam, tak doain."

Tiga minggu kemudian, ada orang yang membeli tanah tersebut dari orang Jepang.

Tanpa diduga, Yusuf  pun mendapat jatah dari manajernya dengan uang berjuta-juta.

Yusuf Mansur mengajak agar bisa merutinkan shalat tahajud. Bila malas, lawanlah!

"Gak ada yang menyesal karena shalat malam. Kenapa kita ngantuk kalau shalat malam, karena tidak terbisa. Tahanin sampai 7-8 hari."

Tahanin shalat tahajud, ngantuk dikit wudhu, kita dah tahu susah, malah banyak molornya (tidurnya)," tambahnya. (titahkita.com)

SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel