Masjid Jogokariyan (4): Begini Ceritanya sampai-sampai Lahir ATM Beras - TitahKita.com -->

Masjid Jogokariyan (4): Begini Ceritanya sampai-sampai Lahir ATM Beras

ATM Beras Masjid Jogokariyan. foto: internet
Masjid Jogokariyan (4): Begini Ceritanya sampai-sampai Lahir ATM Beras
---
KEHADIRAN Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, benar-benar membantu warga kurang mampu di sekitar masjid. Ada yang kekurangan untuk mencukupi kebutuhan pokok pun dicarikan solusi.

Seperti saat warganya krisis beras.

Awalnya, untuk membagikan beras kepada warga yang membutuhkan diantar takmir masjid. Tapi kini tidak. Sudah disediakan mesin "ATM Beras".

ATM atau Anjungan Tunai Mandiri tersebut tidaklah lahir seketika. Ada hal dasar yang mendasarinya.

Begini.

Pagi-pagi, suatu ketika, ada seseorang datang menghampiri pengurus masjid. Kedatangannya untuk melaporkan jika di rumah tangganya ada "perang".

“Jadi ceritanya begini. Suatu saat itu. Ada jamaah datang pagi-pagi nemui saya di sini, di kantor masjid ini,” kata Ketua Dewan Syuro Takmir Jogokariyan, Ustadz Muhammad Jazir ASP.

Dialognya.

“Ustadz lapor. Darurat militer,” kata Jazir menirukan perkataan orang yang melapor.

“Ada apa ini?” tanya ustadz.

“Mau ada perang di rumah saya karena beras habis. Istri ngomel terus ini pak."

“Anda ini kerja apa.”

“Saya ini sopir taksi pak. Sopir taksi itu kalau jalanan ramai rumah sepi. Kalau jalanan sepi rumah yang ramai pak.”

“Ok baik. Kita bantu.”

Atas hal itu, takmir menceritakannya kepada jamaah. Direspons positif. Esok harinya takmir mulai menyediakan “Kotak Sedekah Beras”.

Jamaah yang hendak memasak nasi di pagi hari, diharap untuk menyisakan beras dua genggam untuk dibawa ke masjid.

“Nah beras yang terhimpun kita gunakan untuk membantu warga yang tidak mampu mencukupi kebutuhan beras,” jelas Jazir dalam sebuah wawancara di channel Youtube Detikcom.

“Jadi ini tradisi jimpitan di masyarakat zaman dulu saya hidupkan di masjid.”

Rupanya jamaah tidak hanya membawa segenggam dua genggam. Tapi ada yang membawa sekarung dua karung. Satu bulan bisa mencapai kurang lebih 2,7 ton beras.

“Maka warga miskin kita berikan beras waktu itu. 15 hari sekali kita antar ke rumahnya, beras 10 kg. Kemudian ada minyak goreng. Ada gula teh gitu. Itu rutin diberikan masjid.”

Perlahan mesin ATM itu dimunculkan. Warga yang membutuhkan dipermudah dengan adanya mesin itu.

Fungsi ATM itu ada dua: satu memudahkan orang mengambil tanpa pelayanan, dua memudahkan “penyumbang” beras untuk menyalurkan berasnya.

Lewat mesin ATM tersebut, penerima dijatah sesuai dengan kebutuhannya. Ada yang mengambil satu kali per hari, ada yang dua hari sekali, ada yang seminggu sekali.

“Diprogram per hari, ada yang 2,5 kg. Ada yang per hari, ada yang per minggu sesuai dengan tingkat kemiskinannya,” jelas Jazir yang saat itu mengenakan kaos "Saudagar Hijrah Camp" warna hitam.

Atas hal itu, banyaknya orang yang membutuhkan kemudian mengundang orang yang mau sedekah beras. Tahu-tahu di dekat ATM sudah ada satu atau dua karung beras.

“Tentunya ada orang yang ingin membantu yang lain. Tinggal nuangkan, masuk.”

“Ini rata-rata per hari 250 sampai 300 kg per hari.”

Warga yang mengambil di ATM tersebut sudah terdata sesuai dengan tingkat kemiskinan warga.

“Ini kartunya, kartu ATM beras. Sebelum Pak Jokowi bagi kartu saya sudah bagi kartu. Ini sudah tahun keempat,” jelas ustadz sambil menunjukkan kartu ATM Beras.

“Tapi kalau berasnya sudah lama. Cuman mesin ATM-nya yang baru. Teknologinya baru. Kalau pendataannya tahun 1999,” jelasnya dalam penggalang video berjudul Blak-blakan Takmir Masjid Jogokariyan: Revolusi Mental Pengurus Masjid. (titahkita.com)

0 Response to "Masjid Jogokariyan (4): Begini Ceritanya sampai-sampai Lahir ATM Beras"

Post a Comment