Tausiah Gus Ali, Pasrah Total ke Allah Membuahkan Seperti Ini
Nov 7, 2017
Edit
---
MANUSIA sangat berkepentingan pada pencipta.
Allah.
Semua manusia membutuhkan pertolongan-Nya, dalam segala aspek kehidupan. Aspek:
kesehatan, kekuatan, rezeki, pengetahuan, keilmuan.
Dalam aspek kesehatan, saat seseorang sakit akan butuh atau memohon ke Allah
agar diberi kesembuhan.
Dan, seseorang yang merasakan sakit, kalau diminta
memilih tentu akan pilih sehat. Begitulah secara logika.
"Anda harus yakin dan mengerti kalau sehat itu
mahal. Percaya atau tidak?" tanya KH Agoes Ali Masyhuri atau Gus Ali
sebagaimana dalam video di Youtube.
Tanyalah kepada orang-orang yang berobat di rumah sakit; yang sampai menjual
tanah, menjual rumah ataupun kendaraan, mobil mewah.
Itu tidak lain untuk biaya kesembuhan. Upaya untuk menjadi sehat.
“Lha kok malah yang sehat mengeluh," cetus Pengasuh Ponpes Bumi Shalawat
Tulangan Sidoarjo Jawa Timur ini.
Orang baru tahu sehat itu mahal. Bila ada tetangga, saudara, teman yang sakit
sebaiknya dijenguk. Jangan cuek! Kalau incarnya pahala. Dapat pahala.
"Jangan ke mall saja," guraunya.
Merembet ke hal lain.
Manusia bisa berjalan tegak saat sehat itu karena ada kekuatan dari Allah.
Orang yang ingat pada pencipta tidak akan kesulitan dalam mencari rezeki.
Manusia sangat berkepentingan terhadap Allah. Baik
urusan dunia maupun dunia akhirat. Hanya Allah yang patut disembah. Allah
Maha Kaya. Allah tidak memerlukan sesuatu.
"Kamu shalat, Allah tidak untung. Kamu maksiat, Allah tidak rugi,"
tandasnya.
Bukanlah yang dikatakan kaya itu banyaknya harta. Tetapi yang dinamakan kaya
adalah kaya hati.
Punya mobil dinaiki. Jangan sampai mobil yang menaiki kepala. Mikirin mobil
terus. Punya uang seberapa pun disyukuri. Diterima. Ridho.
Petuah dari Imam Hasan Al Basri. 'Barang siapa ridho dengan apa yang telah
ditetapkan-Nya, Allah luaskan rezeki dan memberkahinya.
“Biar rezekinya dikasih luas, hidupnya diberkahi. Kuncinya ridho kepada
ketetapan Allah.”
Lalu...
Bila ada orang yang iri hati atau hasud, misalnya si bodoh lebih kaya dibanding
si pintar. Dan si pintar merasa iri. Maka, hidupnya si pintar tidak bahagia.
"Menjadi orang hasud itu tidak ridho dengan ketetapan Allah. Yang hasud
tidak akan menemukan kebahagiaan."
Orang yang tidak kaya agar tetap tersenyum. Jadikan diri sendiri yang mewarnai
kebahagiaan dan kesetiaan hidup. Itu sebagaimana air menempati tempatnya.
Siapa tidak ridho? Allah sempitkan rezekinya. Allah tidak memberkahi hidupnya.
"Rezeki yang sulit mengalir, seperti miara ayam, (lalu ayamnya) mati
rombongan (semua). Jualan kerupuk tidak laku. Ikut teman ngernet, kakinya malah
ketabrak motor. Itu semua tidak pernah menemui faktor keberuntungan."
Orang yang ridho dengan ketetapan Allah, dadanya
akan dipenuhi kekayaan. Dia kaya secara lahir. Kaya batin. Kaya rasa aman.
Tentram dan cukup.
Tentram itu bukan tempatnya di akal. Tentram itu tempatnya di qolbu.
“Belum tentu yang pandai itu pasti tentram."
Orang yang cinta dan pasrah total kepada Allah, hidupnya tidak pernah
terbebani. Luas. Rasa Ringan. Kepalanya tidak berat. Hidupnya bahagia.
"Sedangkan orang yang tidak ridho, dadanya penuh dengan kefakiran, gelisah
dan selalu merasa kurang, hingga tak henti mengejar hasrat dunia, harta, tahta,
wanita." (titahkita.com)
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893