Gus Mus Bocorkan Prinsip Hidup agar Manusia Raih Kemerdekaan Sejati - TitahKita.com -->

Gus Mus Bocorkan Prinsip Hidup agar Manusia Raih Kemerdekaan Sejati


Gus Mus
Gus Mus
Gus Mus Bocorkan Prinsip Hidup agar Manusia Raih Kemerdekaan Sejati
---
KITA tidak bisa menuduh orang lain sembarangan. Dengan label munafik atau kafir. 

Kita tahunya luarnya saja. Yang bisa dilihat mata. Kita tidak mengetahui di balik yang tidak nampak.

"Yang dalamnya (hatinya) bagus, yang tahu siapa? Yang tahu hanya Allah. Ada yang kelihatan seperti mukmin. Tapi munafik. Yang mengerti hanya Allah," ujar KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus dalam video di Youtube.

"Makanya kita tidak boleh menuduh orang lain munafik. Karena, kita hanya tahu luarnya saja. Dalamnya tidak," kata pengasuh Ponpes Raudlatul Thalibin Rembang, Jawa Tengah ini.

Orang yang kelihatanya ke masjid. Lalu mendirikan shalat. Belum tentu pasti mukmin.

"Itu belum tentu. Rupanya jelek. Dituduh munafik. Ya tidak bisa."

Kita juga patut tahu.

Allah Yang Maha Kuasa memiliki 100 rahmat atau belas kasihan.

Satunya dibagi untuk semua makhluk di bumi ini: untuk manusia, untuk binatang, untuk jin, untuk tumbuhan.

Di level manusia, belas kasihan ibu ke anak. Belas kasih suami ke istri. Belas kasih istri ke suami. Kakak ke adik. Nenek ke cucu dan seterusnya.

Jin juga demikian. Jin juga berkeluarga. Jin juga ada yang Islam, ada yang kafir.

Termasuk juga belas kasihan manusia ke alam. Misal seperti manusia merawat tanaman. Manusia mengasih makan ke hewan ternak.

Untuk level binatang. Belas kasihannya, induk ke anaknya. Misal di antara bukti belas kasihannya, anak ayam diganggu, maka induknya akan menyerang.

Dijelaskan Gus Mus, 99 rahmat dipakai untuk Allah sendiri.

"Belas kasihan Allah bukan hanya untuk orang mukmin. Tapi juga orang lain. Belas kasihan untuk semua orang. Kurang apa baiknya Allah?"

Allah mengutus utusan, rasul: sebagai pemberi kabar gembira, sebagai pemberi peringatan.

Manusia diperingatkan utusan-Nya agar tidak terjerumus kepada kesesatan, agar manusia selamat.

Hal itu juga menjadi salah satu bentuk rahmat Allah kepada manusia.

"Ini agar manusia tidak masuk ke neraka."

"Karena saking sayangnya, Gusti Allah mengutus nabi yang memanusiakan manusia," tambahnya.

Sebagai konsekuensinya manusia harus senantiasa bersyukur pada Allah. Mau melakukan apapun jangan lupa baca bismillah. Selalu ingat dengan belas kasih sayang-Nya.

Jangan lupa juga. Belas kasihannya Allah juga disalurkan lewat petani. Tanpa petani, dimungkinkan kita akan kesulitan untuk makan dari hasil bumi.

Yang menanam padi? Petani.

Yang menanam sayuran? Petani.

"Apa kamu ketika makan teringat pak tani? Tidak mikir sama sekali kerja pak tani, yang pergi ke sawah pagi hari."

Begitu banyaknya rahmat Allah ke manusia.

Mampukah menghitungnya? Tentu tidak pernah akan bisa. Tidak akan pernah bisa. Sehingga sudah tidak sepantasnya, manusia menyekutukan Allah, menduakan Allah.

Hanya Allah yang patut disembah. Kalau sudah begitu. Apa yang diperintah-Nya dijalankan. Apa yang dilarang-Nya dijauhi.

Bila saat waktu shalat ya shalat.

Di bawah ini dicontohkan dialog antara karyawan dan bos, suami dan istri.

Saat tenis lapangan bersama bosnya, lalu ada panggilan shalat, ada adzan. Mau pilih mana?

”Satu set lagi ya dik ya?" kata bos.

"Ya pak," jawab bawahan.

Dia pun ketinggalan shalat berjamaah.

Paginya pun juga begitu. Ada panggilan shalat lewat adzan subuh malah memilih memeluk istrinya.

"Nanti mas, pagi dingin-dingin gini kok."

"Mereka kalah sama bosnya dan istrinya. Mereka tidak mementingkan panggilan Tuhannya," kata Gus Mus.

"Ada uang banyak di amplop, uang sogokan, sudah dilarang sama Allah, malah diambil. Itu larangan. Padahal Allah gustinya. Yang Maha Kaya."

"Padahal kalau lailahaillallah dipegang, itu menjadi prinsip, Anda merdeka sekali (sangat merdeka, merdeka sejati)."

"Kalau kamu minta sesuatu dari selain Allah, itu salah. Kamu itu hambanya Allah yang menguasai segala macam. Kok masih khawatir."

"Kekhawitaran itu yang membuat manusia tidak maju." (titahkita.com)

SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel