Gus Mus Bocorkan Prinsip Hidup agar Manusia Raih Kemerdekaan Sejati
Nov 7, 2017
Edit
---
KITA tidak bisa menuduh orang lain sembarangan. Dengan label munafik atau kafir.
Kita tahunya luarnya saja. Yang bisa dilihat mata. Kita tidak mengetahui di balik yang tidak nampak.
"Yang
dalamnya (hatinya) bagus, yang tahu siapa? Yang tahu hanya Allah. Ada yang
kelihatan seperti mukmin. Tapi munafik. Yang mengerti hanya Allah," ujar
KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus dalam video di Youtube.
"Makanya
kita tidak boleh menuduh orang lain munafik. Karena, kita hanya tahu luarnya
saja. Dalamnya tidak," kata pengasuh Ponpes Raudlatul Thalibin Rembang,
Jawa Tengah ini.
Orang
yang kelihatanya ke masjid. Lalu mendirikan shalat. Belum tentu pasti mukmin.
"Itu
belum tentu. Rupanya jelek. Dituduh munafik. Ya tidak bisa."
Kita
juga patut tahu.
Allah
Yang Maha Kuasa memiliki 100 rahmat atau belas kasihan.
Satunya
dibagi untuk semua makhluk di bumi ini: untuk manusia, untuk binatang, untuk
jin, untuk tumbuhan.
Di
level manusia, belas kasihan ibu ke anak. Belas kasih suami ke istri. Belas
kasih istri ke suami. Kakak ke adik. Nenek ke cucu dan seterusnya.
Jin
juga demikian. Jin juga berkeluarga. Jin juga ada yang Islam, ada yang kafir.
Termasuk
juga belas kasihan manusia ke alam. Misal seperti manusia merawat tanaman.
Manusia mengasih makan ke hewan ternak.
Untuk
level binatang. Belas kasihannya, induk ke anaknya. Misal di antara bukti belas
kasihannya, anak ayam diganggu, maka induknya akan menyerang.
Dijelaskan
Gus Mus, 99 rahmat dipakai untuk Allah sendiri.
"Belas
kasihan Allah bukan hanya untuk orang mukmin. Tapi juga orang lain. Belas
kasihan untuk semua orang. Kurang apa baiknya Allah?"
Allah
mengutus utusan, rasul: sebagai pemberi kabar gembira, sebagai pemberi
peringatan.
Manusia
diperingatkan utusan-Nya agar tidak terjerumus kepada kesesatan, agar manusia
selamat.
Hal
itu juga menjadi salah satu bentuk rahmat Allah kepada manusia.
"Ini
agar manusia tidak masuk ke neraka."
"Karena
saking sayangnya, Gusti Allah mengutus nabi yang memanusiakan manusia,"
tambahnya.
Sebagai
konsekuensinya manusia harus senantiasa bersyukur pada Allah. Mau melakukan
apapun jangan lupa baca bismillah. Selalu ingat dengan belas kasih sayang-Nya.
Jangan
lupa juga. Belas kasihannya Allah juga disalurkan lewat petani. Tanpa petani,
dimungkinkan kita akan kesulitan untuk makan dari hasil bumi.
Yang menanam padi? Petani.
Yang
menanam sayuran? Petani.
"Apa
kamu ketika makan teringat pak tani? Tidak mikir sama sekali kerja pak tani,
yang pergi ke sawah pagi hari."
Begitu
banyaknya rahmat Allah ke manusia.
Mampukah
menghitungnya? Tentu tidak pernah akan bisa. Tidak akan pernah bisa. Sehingga
sudah tidak sepantasnya, manusia menyekutukan Allah, menduakan Allah.
Hanya
Allah yang patut disembah. Kalau sudah begitu. Apa yang diperintah-Nya
dijalankan. Apa yang dilarang-Nya dijauhi.
Bila
saat waktu shalat ya shalat.
Di
bawah ini dicontohkan dialog antara karyawan dan bos, suami dan istri.
Saat
tenis lapangan bersama bosnya, lalu ada panggilan shalat, ada adzan. Mau pilih
mana?
”Satu
set lagi ya dik ya?" kata bos.
"Ya
pak," jawab bawahan.
Dia
pun ketinggalan shalat berjamaah.
Paginya
pun juga begitu. Ada panggilan shalat lewat adzan subuh malah memilih memeluk
istrinya.
"Nanti mas, pagi dingin-dingin gini kok."
"Nanti mas, pagi dingin-dingin gini kok."
"Mereka
kalah sama bosnya dan istrinya. Mereka tidak mementingkan panggilan
Tuhannya," kata Gus Mus.
"Ada
uang banyak di amplop, uang sogokan, sudah dilarang sama Allah, malah diambil.
Itu larangan. Padahal Allah gustinya. Yang Maha Kaya."
"Padahal
kalau lailahaillallah dipegang, itu menjadi prinsip, Anda merdeka sekali
(sangat merdeka, merdeka sejati)."
"Kalau
kamu minta sesuatu dari selain Allah, itu salah. Kamu itu hambanya Allah yang
menguasai segala macam. Kok masih khawatir."
"Kekhawitaran
itu yang membuat manusia tidak maju." (titahkita.com)
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893