Maksiat Boleh Dilakukan Asal Penuhi 5 Syarat ini - TitahKita.com -->

Maksiat Boleh Dilakukan Asal Penuhi 5 Syarat ini

Ustadz Abdul Somad
Maksiat Boleh Dilakukan Asal Penuhi 5 Syarat ini 
---
BERMAKSIAT imbal baliknya dosa.

Maksiat dalam kacamata agama Islam berbuat sesuatu yang dilarang Allah. Judi dilarang. Mabuk-mabukan dilarang. Selingkuh juga dilarang.

Berbuat maksiat condong pada kemungkaran. Maksiat juga dapat melemahkan dan memutuskan jalan menuju Allah.

Tetap masih mau maksiat seperti contoh di atas? Boleh-boleh saja. Asal memenuhi lima syarat.

Ustadz Abdul Somad LC, menjelaskan, sebagaimana dalam video di Youtube. Ustadz kondang itu mengutip obrolan Ibrahim bin Adham dan Jahdar bin Rabi'ah.

Ibrahim bin Adham merupakan ulama yang juga Raja Balkah. Dari refrensi yang ada, Ibrahim bin Adham merupakan murid Nabi Khidir.

Sedangkan Jahdar merupakan laki-laki yang gemar maksiat. Jahdar meminta nasihat pada Ibrahim agar bisa menghentikan maksiatnya. Ibrahim memperbolehkan maksiat, asalkan tidak dilihat Allah.

"Maka, carilah tempat yang tidak bisa dilihat Allah."

Itu syarat pertama.

“Kalau kau sudah dapat, berbuatlah maksiat."

Tapi semua itu tidaklah mungkin. Sebab, Allah Maha Melihat. Dimana pun berada tetap terlihat.

Manusia itu bisa berbuat maksiat karena mengingkari hatinya. Disamping itu juga ada bisikan setan.

"Bisikan setannya, misal kalau kau sedekah nanti kau miskin."

Dampak dari itu, adalah keraguan. Sehingga bisa condong tidak jadi bersedekah.

Yang kedua, bila mampu mengundur kematian, maka Ibrahim mempersilahkan Jahdar bermaksiat.

Tapi nyatanya juga tidak bisa. Waktu kematian manusia menjadi rahasia Allah. Waktunya tidak bisa ditawar. Diundur semenit pun tidak bisa.

Ketiga, maksiat boleh dilakukan. Tetapi jangan engkau lakukan maksiat di atas bumi Allah.

“Bumi mana? Bumi yang bukan bumi Allah,” tanyanya.

“Semua tanah ini milik Allah SWT."

“Bumi Allah ini luas, Mesir, Maroko. Semua bumi Allah. Kalau ini bumi Allah, maka jangan lakukan maksiat.”

“Sehingga semua dalam penguasaan Allah. Kemana engkau menghadap, itu adalah bumi Allah."

Ustadz Somad, kembali melanjutkan isi nasihat Ibrahim bin Abham ke Jahdar.

Poin keempat.

Bila ingin maksiat, maka lakukan asal tidak memakan makanan rezeki dari Allah. Rezeki bukan hanya soal makan, tetapi termasuk alam semesta yang bisa dimanfaatkan manusia.

“Bernafas dengan paru-paru, itu rezeki dari Allah. Yang ditarik dan dihembuskan dari rezeki milik Allah."

Orang yang bermaksiat dalam hatinya memiliki kecondongan. Bahwa segala sesuatu yang dipunyainya adalah miliknya dirinya sendiri. Karena usahanya sendiri.

"Ini punya saya pak ustadz. Ini dari mana? dari kerja. Kerja karena ada kemampuan. Kerja pakai tangan. Tangannya dari mana?"

Semua anggota badan ini dari Allah. Dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Rezeki itu titipan Allah. Kalau kaya tidak sombong, kalau miskin tak sedih."

Kelima.

Manusia kalau mau berbuat dosa, maka menolaklah kalau ditarik malaikat. Tapi ini juga tidak mungkin dilakukan. Sebab, malaikat adalah makhluk kuat.

“Sangkamu (pikirmu) malaikat itu kecil macam (seperti) sekurity. Ditangkap dua sekurity saja sudah tidak bisa apa-apa. Sebesar apa malaikat itu? buka dalam Alquran, malaikat itu mahkluk bersayap, dua, tiga, empat. Dari satu sayap ke sayap ke satunya, antara timur dan barat."

“Makanya nabi tidak mau melihat Jibril dalam bentuk utuh."

Sanggupkan membantah di depan malaikat yang mencatat amal buruk kita karena maksiat?

Sanggupkah engkau mengingkari perbuatan dosa dalam catatan?

Tentu tidak sanggup! (titahkita.com)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel