Quraish Shihab Jelaskan Benih Lahirnya Fitrah Keagamaan
KH Quraish Shihab |
Quraish Shihab Jelaskan Benih Lahirnya Fitrah Keagamaan
---
DEWASA ini, kita sangat membutuhkan kesabaran.
Kondisi yang
kita alami, menuntut hal tersebut (sabar). Dan, menuntut kita memadukan apa
yang dipadukan oleh Alquran dalam firman-Nya:
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Al Baqoroh ayat 45).
Mohonlah
atau jadikanlah pertolongan, sarana untuk menghadapi aneka problem dengan
kesabaran dan doa (shalat).
“Anehnya ayat
ini tidak menyatakan pada lanjutannya. Sesungguhnya, keduanya sulit kecuali
terhadap orang-orang yang khusyuk. Dia tidak katakan keduanya sulit. Padahal
ada dua hal yang disebutnya sabar dan shalat.”
Demikian
tutur dari KH Quraish Shihab.
Pertanyaannya.
Mengapa ditunjuk kedua hal itu?
“Karena Anda tidak bisa sabar, kalau Anda tidak berdoa memohon bantuan Allah. Di sisi lain, Anda ketika berdoa, Anda perlu sabar. Sehingga sabar dan doa harus menyatu dalam semua kegiatan. Khususnya, dalam hal-hal, kita sangat membutuhkan bantuan dan petunjuk dari Allah,” jelasnya.
“Itu yang saya ingin garisbawahi. Dan, saya kira bisa menjadi pengantar kita untuk berbicara menyangkut topik kita: tawakal.”
Quraish
Shihab mengajak kita untuk menghindarkan sejenak dari hiruk-pikuk. Kegiatan
yang menyita perhatian, kita hindarkan sejenak.
Biarkan jiwa melayang menuju kearah yang dituju oleh jiwa. Jiwa akan menemukan, bahwa ada satu kekuatan Yang Maha Dahsyat: yang mengendalikan alam raya ini.
Kekuatan Yang Maha Dahsyat itu bermacam-macam nama. Yang tentunya diberikan oleh umat manusia sejak dahulu hingga kini.
Ada yang menamainya penyebab segala sebab. Ada yang menamainya Tuhan. Ada yang menamainya Hyang. Ada yang menamainya Allah. Dan, lain sebagainya.
“Tetapi jiwa,
apabila kita hentikan dari hiruk pikuk, yang sering menyertai kita ini, itu
pada akhirnya akan bertemu dengan Dia Yang Maha Kuasa. Itulah yang dinamai fitrah
keagamaan,” tandasnya.
Dijelaskan, fitrah itu adalah asal kejadian kita. Sejak kita lahir, kita
berjalan dengan kaki. Melihat dengan mata. Mendengar dengan telinga. Menentukan
sesuatu berdasar premis-premis yang benar. "Itulah fitrah."
Salah satu
fitrah adalah fitrah keagamaan. Fitrah keagamaan ini, memang bisa jadi
dalam perjalanan hidup kita memudar. Tetapi dia tidak hilang. Akan terus ada.
Bagaimana membuktikan
keberadaannya?
“Kalau Anda
mengalami kesulitan. Katakanlah yang Anda cintai sakit. Anda bawa ke dokter. Dia
belum sembuh. Anda bawa ke dokter yang lain. Belum juga sembuh.”
“Harapan Anda belum putus. Kalau Anda memiliki kemampuan, Anda bawa dia keluar negeri. Di luar negeri, dokter-dokter sepakat bahwa ini tidak dapat diobati."
"Kita belum
menemukan obatnya,” tandasnya.
Pertanyaan yang muncul: apakah ketika itu Anda berhenti?
Jawabnya: tidak!
Ketika itulah fitrah keagamaan muncul. Ketika itulah: karena kita merasakan keresahan,
kita merasakan rasa takut kehilangan, disitulah kita berdoa.
Berdoa
kepada Dia yang kita percaya. Bahwa Dia adalah apa penyebab dari segala sebab.
Dia Maha Kuasa.
“Terlepas apakah
sebelumnya Anda beragama dengan baik atau tidak, itu sebabnya seorang filosof
sekaligus psikolog dari Amerika: William James, dia berkata: bahwa manusia
tidak tergambarkan suatu ketika akan menghilang dari jiwanya doa,” tututnya
dalam channel Youtube Quraish Shihab. Judulnya: Doa, Sabar dan Tawakal (Bagian
Satu).
“Anda bisa
jadi masuk, katanya, ke dalam suatu masyarakat tidak menemukan bioskop. Tidak
menemukan pasar. Tetapi pasti akan menemukan dalam masyarakat primitif atau
modern, ada tempat-tempat dimana manusia berdoa.”
Kenapa
demikian? karena manusia tidak luput dari harapan dan takut.
Takut tidak
bisa kita hilangkan dari benak kita. Justru takut itulah yang merupakan benih
pertama dari keberagamaan.
Takut
kehilangan seperti tadi, itulah yang mendorong kita berhubungan dengan Dia: Yang
Maha Kuasa.
Kata William
James, tidak digambarkan manusia dalam perjalanan sejarahnya yang akan datang, akan
kehilangan naluri takut atau mengharap.
Karena itu
tidak bisa dibayangkan bahwa manusia, satu ketika, tidak akan berdoa atau tidak akan
mengharap kepada Tuhan.
“Nah disinilah peranan doa. Dan doa itu dipanjatkan oleh yang taat beragama. Pada saat dia taat, dia seringkali berdoa. Dan juga oleh orang yang tidak taat beragama, ketika dia merasa takut dan tidak mendapatkan sesuatu yang dapat melindunginya dari satu takutnya (maka akan berdoa)."
Dia berharap
dan merasa bahwa tidak ada sesuatu yang dapat memenuhi harapannya, kecuali saat
dia kembali kepada fitrah keagamaannya. Ketika itulah dia berdoa.
“Ini semua
agama seperti ini. Bukan hanya agama Islam. Karena itu, Anda mendapatkan semua
agama mengajarkan doa. Tapi kembali lagi pada ayat tadi ketika berdoa, Anda
harus bersabar. Ketika berusaha menanggulangi kesulitan, disamping sabar, Anda
harus berdoa,” jelasnya. (titahkita.com)
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893
0 Response to "Quraish Shihab Jelaskan Benih Lahirnya Fitrah Keagamaan"
Post a Comment