Logika-logika Corona, Dua Resep dari KH Imron Jamil - TitahKita.com -->

Logika-logika Corona, Dua Resep dari KH Imron Jamil


KH Imron Jamil
Logika-logika Corona, Dua Resep dari KH Imron Jamil
---
PENERAPAN new normal atau tatanan baru, bukan berarti virus corona lenyap dari muka bumi. Malah trendnya naik -- barangkali itu terjadi di sekitar Anda. Tapi semoga tidak.

KH Imron Jamil menyebut. Penyakit bukan corona atau covid-19 saja. Lainnya banyak.

“Kakinya terluka. (Lalu) menginjak kotoran. Bisa mati,” katanya dalam ceramah di Masjid Besar Al-Muhlisin Wajak Malang, Jawa Timur.

Dalam pituturnya -- sebagaimana di channel Youtube Siul Love -- KH Imron Jamil mayoritas menggunakan Bahasa Jawa. Oleh titahkita.com, sebagian sudah di-translate. Yang kemudian ditulis dalam Bahasa Indonesia.

Dijelaskan, hingga saat ini belum ada obat yang sampai menenggelamkan virus tersebut sampai tuntas. Tapi perlu diyakini: semua penyakit ada obatnya.

“Itu pasti ada. Hanya belum ditemukan.”

Hal itu karena yang membuat penyakit dan obat itu satu paket. Yakni hanya Allah.

“Kalau pas sakit. Berdoa. Ya Allah berikan obatnya. Kalau tidak sakit janganlah takut."

"Kalau tidak jatahnya sakit. Ya tidak akan sakit,” jelas pengampu Ponpes Kyai Mojo Jombang ini.

Sakit dan tidak sakit sudah menjadi ketentuan Allah. Malaikat Malik -- sang penjaga neraka pun begitu. Di neraka panas tapi tidak merasa kepanasan. Itu karena ada ridho Allah.

“Malaikat Malik tempatnya di neraka. Tapi santai saja. Karena dapat ridho Allah. Nabi Ibrahim dibakar tidak kepanasan. Karena yang kuasa bukan apinya. Tapi Allah.”

Allah -- Yang Kuasa. Yang membuat api.

Hebohnya kasus corona di Indonesia juga tak lepas dari pemberitaan media massa. Di media sosial (medsos) pun juga tak kalah derasnya informasi terkait virus asal Wuhan, China itu.

Dikit-dikit dikabarkan ada yang positif corona. Terus ada juga yang meninggal dunia. Ini yang membuat menjadi serasa menakutkan.

“Mohon maaf. Kasus pemberitaan. Kalau yang berbicara orang banyak. Corona menjadi menakutkan.”

Dimisalkan dalam pengajian saja. Kalau ada satu dua orang tepuk tangan, lainnya ikut-ikutan. Padahal belum tentu paham.

“Ya begitu manusia. Senangnya katut-katur (terbawa arus). Gampang nular.”

Berkumpul dengan orang sholih pun berpotensi ketularan kesholihannya.

Terus bagaimana cara terhidar dari corona?

“Kalau ketahuan sudah sakit. Kena corona. Ya jangan dekat-dekat. Gitu aja,” tandasnya tegas.

Kalau pun ada rekan satu jamaah -- dalam kondisi sehat -- shalat di masjid bersama-sama, jangan takut untuk berinteraksi. Jangan dianggap dia terjangkit corona.

Ah emoh salaman. Engko nek ketular corona. Lho wonge ora loro kok kowe bingung,” singgungnya.

Kemudian KH Imron Jamil bertanya ke jamaah pengajian.

“Di jamaah masjid ini. Yang pergi ke Hongkong, Singapura tiap hari apakah ada? Paling klutak-klutek di sekitar Wajak kene ngih?”

Kalau orangnya masih ke masjid untuk shalat jamaah, insyaAllah orangnya sehat. Tapi kalau sedang sakit peluang ke masjid kecil.

“InsyaAllah masjid dadi saringane wong sehat. Paham. Dadi wis biasa wae.”

Dikatakan, corona layaknya seperti flu biasa. Flu itu sampai sekarang juga belum ada obatnya.

“Flu niku sampai sekarang belum ada obatnya lho pak. Lho ngih saestu. Obate nopo? Awak diistirahatke.”

Kalau beli obat flu di warung-warung, setelah diminum bisa membuat ngantuk. Terus istirahat. Kalau sudah istirahat, energi yang biasa dibuat beraktivitas menjadi penolak virus.

“Jadi nolak tok. Mboten saget mateni virus. Akhire viruse ora krasan, terus ngalih. Mboten mati. Mboten berkembang biak.”

“Kalau virus nanti ketemu orang yang badannya ringkih, nanti berkembang biak ting mriku. Namung ngonten niku sak jane,” jelasnya yang saat ceramahnya membawa tablet -- seperti laptop ukuran kecil.

Dituturkan, corona itu sama dengan flu. Hanya ada gencarnya pemberitaan, akhirnya menakutkan. Orang yang tidak takut menjadi takut. Orang sehat menjadi khawatir sakit.

“Sik marahi wedi dudu viruse, malah beritane niku. Sak ganas-ganase makhluk. Mbuh virus, mbuh uwong, mbuh nopo mawon. Ada yang mengendalikan, yakni Allah SWT,” jelas Kyai yang mengenakan kopyah hitam ini.

KH Imron memberikan resep agar bisa terhindar dari corona. Kuncinya manusia jangan sampai kehilangan keimanan kepada Tuhan.

“Langkah awal, siji ojo kelangan tauhid. Ndang mbalik ning gusti Allah.”

Lalu yang kedua, kalau memang ada teman, saudara, tetangga atau siapa saja, yang sudah jelas positif corona, maka harus waspada. Berupaya untuk menjaga jarak yang aman.

“Nomer loro, nek wis jelas-jelas. Koncomu dinyatakan keno flu, nopo kena corona. Yo njogo, ngati-ngati, paling tidak, tidak berjabat tangan. Mendoakan dari kejahuan, agar diberi kesehatan. Ngono wae, ben ora ketularan."

Perlu diingat. Semua yang menguasai Allah.

Dianalogikan ada bus lewat di jalan raya. Agar tidak tertabrak, maka jangan di tengah jalan. Harus minggir.

“Kalau bus lewat. Ora popo (tetap di jalan) karena ada gusti Allah, maka tetap akan ketabrak bus.”

Sehingga secara lahir. Yang bisa dilakukan -- dilakukan saja. Tapi kalau tidak kelihatan -- ghoib – tidak usah dibesar-besarkan.

Wong tidak ada bus lewat kok bilang minggir-minggir. Namine panik yang tidak beralasan. Kalau ada yang waras disebut sakit, sudah kebacut.”

Sarane dokter PBNU, Pak Sahrijal niku: Yang nular itu yang bersentuhan dengan orang sakit. Kalau jamaah semuanya sehat, yang ditularkan apa?”

Dinyatakan, kalau ada orang tidak mau berjabat tangan. Gara-gara berita. Maka sudah keterlaluan.

Jangan sampai nolak berjabat tangan dengan orang yang sehat. Biasa saja.
Dalam jabat tangan itu, kalau perlu berdoa. Semoga dijaga Allah.

“Ojo sembrono, tapi ojo panik,” pesannya. (titahkita.com)

Tinggalkan Pesan di Kolom Komentar

SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Logika-logika Corona, Dua Resep dari KH Imron Jamil"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel