Ustadz Abdul Somad Rinci 4 Amalan Penolak Virus Corona
Ustadz Abdul Somad |
Ustadz Abdul Somad Rinci 4 Amalan Penolak Virus Corona
---
PANDEMI covid-19 masih berlangsung di bumi ini. Kasusnya masih meningkat. Ada baiknya tetap tidak panik. Khawatir
berlebih. Tetaplah tawakal kepada Allah SWT -- Tuhan pemberi dan penyembuh segala
macam penyakit.
“Sekarang banyak yang
dadanya sempit. Kenapa? Karena takut corona. Banyak sekarang yang pikirannya
sempit karena melihat wabah yang luar biasa,” kata Ustadz Abdul Somad atau UAS.
Dijelaskan pendakwah asal Sumatra ini, jamaah umroh yang hendak berangkat ke Arab Saudi, ketika Masjidil Haram ditutup, saat sampai airport diminta pulang lagi. Batal berangkat. Ditunda keberangkatannya.
Penutupan itu karena khawatir ada jamaah yang masuk membawa bakteri. Atau, yang keluar juga membawa bakteri. Takut menyebar ke seluruh dunia.
“Banyak orang ketakutan. Tapi nampaknya jamaah ini tidak ada yang takut,” ucap UAS
sambil mereda rasa kekhawatiran jamaah.
Bahkan sekarang ada orang
yang takut bersalaman. Karena, tangannya dikhawatirkan membawa kuman-kuman
penyakit. Kemana-mana pakai penutup mulut. Masker.
Saking begitunya, masker di Indonesia sempat sampai langka. Begitu di
Indonesia ada yang terjangkir corona, masker-masker di apotek ludes. Habis. Tak kebagian.
Kalau ada pun harganya tinggi. Satu boks, isi 50 masker sampai tembus
Rp 250.000 – Rp 300.000. Padahal harga normalnya Rp 50.000. Itu terjadi di awal covid melanda Indonesia.
“Tapi jamaah pagi ini
tidak ada yang takut bersalaman. Tidak ada yang takut cipika-cipiki.
Ditarik-tarik dipeluk. Ini nampaknya jamaah memang siap mati, bukan?”
tandas UAS.
Ustadz Abdul Somad dalam pengajian di Masjid Al – Hasan, Bumi Panyawangan, Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini, mengajak jamaah untuk meningkatkan tawakal.
“Tingkat tawakal dan berserah dirinya kepada Allah, tidak putus. InsyaAllah kita semua diselamatkan oleh
Allah SWT.”
“Aamiin,” jawab jamaah
seru dalam pengajian dengan tema “Amalan-amalan Penolak Musibah”.
Dijelaskan untuk menolak marabahaya, musibah-musibah, wabah penyakit
ada empat poin.
Istighfar
“Jadi yang pertama
amalanya adalah memperbanyak
istighfar
(memohon ampun ke Allah).”
Bacaannya bisa yang pendek atau bisa panjang
sekali. Yang panjang adalah sayyidul istighfar.
Memperbanyak istighfar, janji Rasullullah Muhammad SAW: Siapa yang memperbanyak istighfar, segala kesempitan
hidupnya diberi kelapangan. Segala kesusahannya diberikan kebahagiaan. Diberi
jalan yang tidak disangka-sangka.
“Percaya gak sama ucapan
nabi?” tanya UAS ke jamaah dalam
video di channel Youtube FSRMM TV.
“Percaya,” sahut jamaah serempak.
“Yang gak percaya ya gak papa. Lihat saja nanti,” sahut UAS
dengan nada lirih
diiringi senyum tipis.
“Corona sudah siap menyerang,” selorohnya sambil mata melotot.
(Tangkal Corona dengan Minuman Tradisional ini)
(Tangkal Corona dengan Minuman Tradisional ini)
“Bapak ibu yang dimuliakan Allah SWT, tidak ada yang bisa menolong kita
kecuali Allah. Tidak ada yang bisa menenangkan batin kita, kecuali Allah.”
Maka banyak ingat-ingat
Allah. Dosa kita banyak. Khilaf kita banyak.
“Siapa yang tidak berdosa
angkat tangan?” tanya UAS sambil memandang jamaah dari kiri ke kanan.
Yang tidak berdosa cuma tiga; Orang Tidur; Anak Bayi; Orang Gila.
UAS pun bergurau. Jika jamaah dikatakan sebagai orang yang tidur,
tetapi sudah terbangun, mendengarkan ceramah. Kalau pun dikatakan bayi, tapi
jamaah sudah pada aqil balight.
“Ngaku gak punya dosa, alternatif tinggal pilih nomor
tiga (orang gila),” canda UAS.
“Semua kita ini ada buku
catatan amalnya. Cukuplah buku itu sebagai pencatat segala perbuatanmu. Tapi ada yang tidak dicatat amalnya, orang tidur sampai
bangun. Anak kecil sampai aqil balight. Orang gila sampai
sembuh.”
Mudah-mudahan semuanya
diberi kesehatan, lahir dan batin. Aamiin.
Kata UAS, Nabi Muhammad SAW beristighfar 100 kali dalam sehari. Kalau kita?
Dalam keseharian kita, menghitungnya bisa pakai hitungan ruas jari-jari plus titik pucuk jari. Yang tiap satu tangan ada 33
hitungan.
“Yang pakai tangan kanan
baik. Yang pakai tangan kiri mubah.”
Istighfar itu memohon ampun kepada Allah.
Lebih baik jangan diucapkan cepat. Perlahan. Dihayati.
Syarat ampun dosa ada
tiga. Yang pertama: Menyesal dalam hati. Yang kedua: diucapkan dengan lisan.
Yang ketiga: tekad kuat untuk tidak
kembali dosa selamanya.
“Wabah penyakit sudah
dekat. Tetap juga dalam dosa. Silahkan. Neraka Jahannam sudah siap,”
tegas UAS.
“Masih juga tidak mau
bertobat silahkan. Malaikat maut sudah siap. Satu hari malaikat maut menatap
wajah kita 70 kali.”
Dari mulai bangun tidur,
malaikat menatap. Kalau manusia berbuat baik, malaikat mohonkan ampunan. Kalau berbuat dosa dan
salah, malaikat sudah mau cabut.
Kata Allah ke malaikat maut.
“Jangan cabut dulu.”
“Kenapa?”
“Waktunya belum tiba.”
UAS mengajak agar memperbanyak istighfar dan taubat.
“Banyak yang telah dilihat
malaikat maut (ke manusia). Cuman, kita tidak melihat (malaikat).
Kenapa Allah tidak
tunjukkan malaikat maut ustadz?
Tuyul saja takut. Mau
lihat malaikat maut? Maka tidak ada jalan lain
kecuali bertaubat dan memperbanyak istighfar.”
Untuk taubat, jelas UAS, cara yang paling bagus mandi taubat. Teknisnya seperti
mandi wajib. Alirkan air untuk
membasahi ujung rambut sampai ujung kaki.
Kalau seumpama tidak
boleh kena air karena sakit bisa tayamum.
“Tayamum pun gak bisa,
kami sholatkan,” seloroh UAS.
“Mana ada halangan untuk
tayamum. Itulah sayangnya Allah. Dia tahu ada
orang yang gak bisa kena
air, maka dikasih dispensasi.“
“Allah berikan kemudahan. Tidak ingin berikan kesulitan.”
Soal taubat, kalau
salahnya ke Allah, minta ampun ke Allah.
Bagaimana kalau salahnya
ke tetangga? kepada kawan? kepada sahabat? teman sekantor? Apa bisa
minta ampun ke Allah?
“Gak bisa,”
tegas UAS dalam video dengan judul “Amalan
Penangkal Bencana Virus Corona l Ustadz Abdul Somad”.
Harus minta ampun kepada
orangnya bersangkutan. Minta maaf.
“Masalah salam kita tidak
dibalas, bukan urusan. Masalah kita datang dilempar panci, gak apa-apa. Yang Penting kita sudah minta maaf.”
Boleh jadi Allah menguji
manusia dengan penyakit. Boleh jadi Allah menguji manusia dengan kemiskinan.
“Tapi adakalanya Allah menguji dengan kawan kita, sahabat kita, menguji
kesabaran kita.”
“Apakah kita siap minta
maaf dengan dia ataukah tidak. Kalau kita sudah minta maaf, dia tidak memaafkan.
Ini adalah orang yang dikirim Allah untuk menguji iman,” beber UAS yang sesekali memuji bangunan masjid tempat ceramah itu.
Pujiannya. Bangunan megah. Tata ruang bagus. Jamaah pengajian laki-laki perempuan dipisah. Yang perempuan di lantai atas. Yang laki-laki di lantai bawah.
Pujiannya. Bangunan megah. Tata ruang bagus. Jamaah pengajian laki-laki perempuan dipisah. Yang perempuan di lantai atas. Yang laki-laki di lantai bawah.
Banyak Bershalawat
Poin kedua untuk menolak musibah adalah
banyak bershalawat.
Siapa yang bershalawat
kepada nabi Muhammad SAW satu kali, maka Allah akan kirimkan 10 kebaikan.
Ditutupi 10 dosa dan kesalahan. Ditingkatkan 10 derajat kemuliaan.
“Maka cara kedua untuk
menolak bala, musibah, wabah, virus ini (corona) adalah dengan banyak-banyak
bershalawat,” jelasnya dalam video berdurasi 55 menit 51 detik.
Mau yang bacaan shalawat
pendek ataupun panjang tidak masalah. Yang penting ikhlas.
Dikatakan UAS, siapapun yang membaca shalawat, nabi akan mendapatkan
kiriman bacaan.
“Maka untuk mencegah,
musibah, virus ini (corona), maka banyak-banyak bershalawat.”
“Orang bershalawat maka nabi akan mendapat kiriman bacaan shalawat.”
Ini dari mana? ini dari Bandung. Ini dari mana? Dari Jawa Barat. Ini dari mana? Dari Indonesia. Ini dari mana? Dari nusantara.”
“Maka nabi memohonkan
ampunan untuk kita semua. InsyaAllah,” tutur UAS.
Apapun yang diminta Nabi Muhammad, kata UAS, akan dikabulkan oleh Allah.
“Apapun yang kau (Muhamamd) minta, akan Ku (Allah) kabulkan ya Muhamamad. Kalau Allah sudah berjanji tidak akan ingkar
janji.”
Ketika doa kita sebagai
manusia ditolak Allah. Zikir belum tentu diterima Allah. Taubat kita masih
menggantung antara langit dan bumi. Saat
Ramadhan belum tentu dapat lailatul
qadar. Belum tentu orang berhaji raih "bergelar" haji mabrur dari Allah.
“Tapi shalawat pasti diterima Allah,” tandas UAS yang mengenakan peci hitam.
“Satu-satunya alam yang
pasti diterima Allah adalah shalawat. Kenapa? Karena shalawat itu ada Muhammad
SAW.”
Ustadz Abdul Somad lalu melafalkan berbagai shalawat. Dengan berbagai intonasi.
“Jangan salahkan yang
shalawatnya diam. Karena mungkin dalam diam mendapat ketenangan. Jangan
salahkan yang shalawat bersuara. Karena menurut dia dengan bersuara sedang
mengusir hantu dan setan.”
“Ketika ada dua orang
bertemu lalu berjabat tangan. Kenapa dua orang bertemu bershalawat? Karena kata nabi, majelis yang tidak diisi shalawat,
majelis itu menjadi majelis bangkai, majelis busuk, majelis berbau, majelis
berulat.”
“Makanya pembaca acara,
protokol, tokoh masyarakat ketika memberikan kata sambutan Alhamdulilahirobilalami
wasolatu wasalamu ala
asrofial ambiyak wal murasalin.....”
Sholawat jangan
main-main. Doa tidak akan sampai ke langit. Doa akan tergantung antara langit
dan bumi, kalau tidak sholawat.
Makanya dalam doa
disertai shalawat.
Banyak Sedekah
Poin ketiga, kata Ustadz Abdud Somad adalah banyak sedekah.
Memperbanyak
sedekah secara diam-diam, bisa menolak mati buruk, musibah dan bencana,
malapetaka.
“Sedekah
diam-diam.”
Ada
orang yang hendak sedekah. Tapi minta namanya tidak disebutkan. Tidak ditulis namanya.
Tulis saja Hamba Allah.
Ustadz Somad pun memberi gambaran dialog
soal orang yang hendak sedekah. Tidak disebutkan namanya.
Takmir masjid bertanya kepada orang yang
hendak sedekah.
“Berapa
pak,” tanya takmir masjid
Nomilanya akan ditulis di papan pengumuman.
Nomilanya akan ditulis di papan pengumuman.
“Dua
ribu,” jawab penyedekah.
Jamaah
ketawa lepas.
Aduh, kata UAS, sambil
mengela nafas.
Kok Rp 2.000 ya.
Dijelaskan, di zaman dulu, orang bersedekah
tidak tanggung-tanggung. Disebutkan namanya pun tak masalah. Tapi kalau
diam-diam juga baik.
Disebutkan atau tidak, tidaklah masalah. Tergantung niat. Luruskan niat sedekah hanya karena Allah.
“Sahabat nabi menyumbangkan
sumur. Dulu orang yang paling kaya di Madinah itu yang punya sumur.
Sampai hari ini minyak lebih murah daripada air.
Nama sumurnya Bairoha.
Letaknya di depan Masjid Nabawi.”
“Yang
punya sumur dan kebun kurma itu namanya Abu Tolhah. Ada disebut dalam hadist.
Itu menunjukkan menyebutkan nama karena menyumbang hukumnya
boleh. Karena
(di) hadist nabi yang menyumbang,
disebut namanya Abu Tolhah.”
Kalau
mau beri pinjaman (sedekah) kepada Allah, maka Allah akan berikan balasan
berlipat ganda.
“Apakah
Allah perlu pinjaman? Allah tak perlu pinjaman. Tapi kalau kau tolong agama
Allah, maka Allah akan membantu menolong engkau.”
Kemudian
AUS cerita soal sedekah di Mesir. Di sana kalau sedekah juga
tak tanggung-tangung. Apalagi di bulan puasa.
“Oleh
sebab itu, kalau kita mau menjauhkan petaka, bencana, karena musibah virus ini
(corona), banyak-anyak bersedekah.”
Amar Makruf Nahi Munkar
Poin keempat adalah Amar Makruf Nahi
Munkar.
Ajak
orang ber-makruf -- jalani kebaikan-kebaikan. Larang
orang ber-munkar -- jauhi segala berbuatan maksiat.
“Jangan cuek. Jangan diam
kalau melihat suatu kemakisatan, suatu yang dilarang agama.”
Ada dialog lagi.
“Pak-pak
itu ada anak pacaran boncengan.”
“Biarin
saja, bukan anak saya. Hamil bukan urusan saya.”
Memangnya
kalau tsunami menggulung. Dari atas lautan ke darat, memangnya tsunami tanya dulu. Kan tidak!
“(kata tsunami) Ini
sholat tidak ya? Semua akan rata dengan tanah.”
Takutlah kamu, ketika azab
dari Allah datang. Maka bisa jadi yang kena bukan hanya yang ingkar. Ingat yang taat
pun bisa terkena.
“Ini gara-gara apa? Ini
karena tidak ada amar makruf nahi munkar.”
“Ajak orang berbuat baik.
Ayo ke masjid, ayo baca Al-Quran, ayo berzikir, ayo bershalawat. Jangan pacaran, jangan berbuat zina, jangan minum khomer, jangan buat judi, jangan riba,” tandas UAS.
“Kalau kamu tidak melakukan
amar makruf nahi munkar, aku khawatir
(kata Rosulullah) akan diturunkan hukuman, diturunkan bencana,
diturunkan musibah.”
“Ketika musibah datang. Kamu berdoa ramai-ramai. Doa kamu tidak dikabulkan.”
“Oleh sebab itu tidak ada cara lain kecuali terus melakukan amar makruf nahi munkar,”
tegasnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi serangan corona bisa menjaga kebersihan dan kesehatan.
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
Sementara itu, untuk mengantisipasi serangan corona bisa menjaga kebersihan dan kesehatan.
Untuk menangkalnya, ada imbauan agar minum ramuan tradisional dari empon-empon. Ada jahe, temulawak, serai, kunyit dan lain-lain. Hal ini untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau imun.
Alhasil, harga hasil bumi itu pun jadi melonjak. Misalnya untuk jahe per kilo ada yang tembus Rp 90.000 -- melebihi harga daging ayam. Selangit.
Biasanya. Beberapa bulan sebelum "tragedi corona" di Tiongkok, harganya antara Rp 25.000 – Rp 40.000 -- juga masih tinggi.
Harga jahe tergolong rendah antara Rp 6.000 - Rp 10.000 -- empat tahun lalu. (titahkita.com)
Harga jahe tergolong rendah antara Rp 6.000 - Rp 10.000 -- empat tahun lalu. (titahkita.com)
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893
0 Response to "Ustadz Abdul Somad Rinci 4 Amalan Penolak Virus Corona"
Post a Comment