Habib Novel Alaydrus Ajak Jangan Bahas Takdir, Pikiranmu adalah Doamu - TitahKita.com -->

Habib Novel Alaydrus Ajak Jangan Bahas Takdir, Pikiranmu adalah Doamu

Habib Novel Alaydrus
Habib Novel Alaydrus Ajak Jangan Bahas Takdir, Pikiranmu adalah Doamu
---
TAKDIR.

Kata di atas menjadi inti ceramah Habib Novel bin Muhammad Alaydrus atau Habib Novel Alaydrus.

Habib yang dilahirkan di Surakarta, Jawa Tengah itu mengajak agar tidak membahas tentang takdir. Mengapa?

"Takdir itu bukan untuk dibahas. Tapi diimani," kata Habib dalam penggalang video di channel Youtube “Poin Kajian Islam”.


Ditegaskan, baik dan buruk itu sesuai kehendak Allah. Hal tersebut untuk diimani.

“Kenapa? Ini harus dipahami. Tidak ada manusia yang boleh membahas takdir," tambah Habib yang mengenakan baju lengan panjang putih.

“Takdir tidak boleh dibahas. Takdir harus diimani.”

Itu yang pertama.

Yang kedua, kata Habib, takdir itu sesuatu yang sudah terjadi. Kalau belum terjadi namanya belum takdir.

Qodho itu ketentuan. Qodar itu takdir.

“Barang yang belum terjadi kamu bahas, aneh. Barang belum terjadi kok kamu pikir, aneh,” tandasnya dalam video berjudul ‘Masalah Takdir & Pikirmu adalah Doamu, Makjleb’.

Otak manusia. Kepala manusia kapasitasnya hanya untuk mengimani takdir. Bukan untuk membahas takdir.

“Makanya kalau kita ribut, ruwet, mikir takdir, siap-siap masuk rumah sakit jiwa. Kenapa? njebluk, konslet. Kepalanya gak kuat. Kepalanya gak mampu. Gak mampu apa? Mencerna rencana Illahi.”

"Takdir itu urusan Allah, ha kok kamu mempelajari Allah. Mau ngerti Allah. Kamu mau paham saya saja gak bisa. Kamu paham dirimu saja gak mampu. Ngaya mau paham Allah SWT,” jelasnya panjang lebar.

Terus bagaimana?

Ya sudah jalankan ibadah secara istiqomah. Ibadahlah sebaik mungkin. Jangan membahas takdir.

Jalani hidup detik demi detik. Nikmati waktu demi waktu.

“Tidak usah mikir nanti bagaimana. Kemarin seperti apa. Dulu catatan saya apa. Nanti saya masuk ke mana,” tandas Habib yang duduk di kursi kayu ukiran.

Habib mengimbau agar manusia menjalankan perintah-perintah-Nya. Ketika waktunya shalat, agar dijalankan.

“Gak usah ngurus itu. Urusen, kamu disuruh shalat, shalat. Suruh puasa, puasa. Suruh zakat, zakat. Suruh bekti, bekti. Maksiat, istigfar, tobat,” tegas Habib yang dalam video tersebut ada tulisannya Cahaya Raudhah TV.

Habib mengimbau kepada siapapun, agar tidak membicarakan mimpi yang jelek kepada publik.

“Saya ngimpi bla…bla..bla…Akibatnya bla..bla..bla…”

“Syariatnya Rasullullah SAW, ngimpi elek gak boleh diceritakan. Mimpi jelek jangan ceritakan. Betul apa betul? Jadi kalau kamu mimpi yang jelek jangan diceritakan kepada siapapun.”

“Mimpi baik tidak boleh diceritakan, kecuali kepada orang yang bisa dipercaya. Itu syariat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam."

“Makanya ndak usah mikir nanti bagaimana, nanti bagaimana.”

Misal di tahun tertentu Indonesia akan geger.

Sing ngomong sopo? Tuhan saja belum ngasih tahu kok kamu ngasih tahu. Rasullulah gak ngasih tahu kok kamu ngasih tahu. Jangan pernah percaya kepada siapapun yang ngomong seperti itu.”

Kita disuruh membangun pikiran-pikiran positif. Itu yang harus kita sebarluaskan.

Mikiro sik apik sedulur, ojong sing elek-elek. Seneng kok gawe wong mumet,” tandasnya dengan diiringi gerakan tangan.

“Nanti akan ada bencana, mati tidak nunggu bencana.”

Dikisahkan ada seseorang datang pada Habib.

“Kata dokter saya akan mati 5 bulan lagi.”

Wah jek suwe kuwi. Itu terlalu lama. Wong besok mati bisa kok nunggu lima bulan lagi.”

“Mati gak nunggu penyakit. Penyakit gak bisa menyebabkan kematian. Bencana gak buat kamu mati. Mati gak nunggu bencana. Banyak orang kena bencana hidup. Banyak orang gak kena bencana, mati. Betul apa betul?”

“Makanya jangan bingung. Bencana akan datang, ben (biarin). Urusane, sing penting aku ndongo (berdoa). Ya Allah singkirkan bencana dari kami. Kan begitu ya?”

“Mau datang, biarin, emang gue pikiirin. Sing penting aku shalat. Mikir sing apik-apik.”

“Nanti kamu kelelep (tenggelam). Nanti kamu kena tsunami. Nanti kamu ditelan bumi. Ra masalah, ngubure (pemakaman) tambah penak. Yo kuburan massal berjamaah, koncone akeh. Tapi mugo-mugo slamet. Mikiro sik apik-apik. Gak usah takut dan nakut-nakuti orang lain. Paham maksud saya. Jalankan syariat. Syariatnya suruh apa, doa yang baik-baik.”

“Bahkan kalau kita percaya sama cicak saja gak boleh kok. Boleh gak percaya sama cicak, tokek?”

Biasanya kalau ada orang mau pergi.

“Tekek” ucap Habib menirukan suara tokek.

“Mangkat pora, mangkat pora, ora mangkat,” Habib berucap menghitung.

“Mau keluar kejatuhan  cicak, bingung. Wah saya kejatuhan cicak ni, mau bencana. Bingung. Mosok cicak menimbulkan bencana, ngawur.”

“Kepala saya kejatuhan cicak, ini gelas tumpah kenapa? Orang dulu pinter. Gelas pecah tumpah, rezeki melimpah. Orang dulu begitu, betul atau betul? Anaknya njelungup, anaknya slamet. Tolak balak. Piring pecah, pyar, tolak balak. Balaknya tertolak.”

“Orang dulu ngajari, mikir sing apik-apik, ora tahu sing elek-elek. Pernah mikir yang jelek, tidak pernah menimbulkan orang khawatir.”

“Kalau energi positif ini muncul di kepala dan di hati masing-masing, itu menjadi doa yang luar biasa.”

“Kalau kabeh mikir elek, yo entenono (ditunggu saja). La awakmu njaluk dewe kok.”

“Inget kata-kata Habib Novel. Pikiranmu adalah doamu. Pikiranmu adalah doamu.”

“Sak karepmu, mikir elak entuke elek. Mikir bagus dapatnya bagus,” ucapnya mengakhiri ceramah. (titahkita.com)


SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Habib Novel Alaydrus Ajak Jangan Bahas Takdir, Pikiranmu adalah Doamu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel