5 Perkara ini, Jibril pun tak Tahu, Apalagi Manusia
ADA lima (5) perkara yang tidak akan diketahui
manusia. Semua itu hanya Allah yang tahu. Allah Yang Maha Mengetahui.
Lima hal itu. Informasi itu. Tidak akan dibagikan
kepada makhluk manapun. Termasuk malaikat. Pun dengan malaikat Jibril -- malaikat yang paling dekat keadaannya dengan Allah SWT.
“Itu (Jibril) pun tidak diberikan informasinya,” kata ustadz yang dikenal dengan akronim UAH itu.
Yang pertama, kata UAH -- nama populernya, tentang
kejadian waktunya kiamat.
Dijelaskan, tidak akan pernah ada yang tahu kapan terjadi kiamat: waktu spesifiknya, jamnya, menitnya, detiknya.
Semua itu yang tahu hanya Allah.
“Manusia bisa berhitung. Manusia bisa memprediksikan apapun yang terjadi. Yang
kemudian mereka prediksikan. Namun, kepastiannya hanya pada Allah,” jelas UAH
dalam video Youtube dengan judul "5 Rahasia Allah yang Tidak Pernah
Diketahui Manusia".
Jika menjadi
hak prerogatif Allah, maka jangan pernah dengarkan pendapat makhluk
yang berbicara spesifik tentang kiamat.
“Kalau kiamat akan terjadi tanggal sekian, bulan sekian,
tahun sekian, langsung abaikan saja. Tidak perlu kemudian kita panjangkan.
Karena, akan membuang waktu, tenaga, dan pikiran kita saja,” tandas UAH yang
pernah mengenyam di Ponpes Darul Arqam
Muhammadiyah Garut, tahun 1997.
Barang kali pernah ingat. Atau pernah mendengar isu ini.
Kiamat akan terjadi tanggal 9, bulan 9, tahun 1999.
Sehari sebelum itu atau tanggal 8-nya, UAH mengaku ada di Garut, Jawa Barat. Ia melihat beberapa pasar sepi. Jalanan kosong. Tersebar isu bahwa kiamat akan terjadi sehari lagi.
Kiamat akan terjadi tanggal 9, bulan 9, tahun 1999.
Sehari sebelum itu atau tanggal 8-nya, UAH mengaku ada di Garut, Jawa Barat. Ia melihat beberapa pasar sepi. Jalanan kosong. Tersebar isu bahwa kiamat akan terjadi sehari lagi.
“Rupanya. Alhamdullilah tidak kejadian,” cetus UAH dengan isyarat isu tidak penting.
Setelah tidak terjadi. Ada berita berita tersebar -- Kiamat akan
diundur tahun 2012. Tanggal 12, bulan 12, tahun 2012.
"Dan, tidak terjadi juga."
"Dan, tidak terjadi juga."
Selain kiamat, hal yang tidak diketahui makhluk
manapun yaitu tentang cuaca.
Seperti kapan waktu musim penghujan tiba? Kapan musim panas? Kapan
musim semi dan sebagainya? Ada apa di dalamnya? Bagaimana cara mengatur
turunnya hujan?
Dijelaskan UAH, hujan itu mengandung rahmat. Mengandung manfaat.
“Hujan, kata Allah, Saya turunkan jadi rahmat. Kalau perkara jadi banjir. Jadi
macem-macem. Jadi (banjir) bandang, bukan hujan yang salah. Boleh jadi
salurannya tidak sempurna untuk dikelola dengan baik dalam kehidupan
bermasyarakat.”
“Karena itu kita syukuri nikmat Allah yang telah
menurunkan hujan. Dan doa Nabi (Muhammad) SAW yang meminta untuk mengucapkan
itu (doa). Ketika itu (hujan) diturunkan oleh Allah SWT. (Doanya) Allahumma nafian
shoyiban. Ya Allah jadikan hujan yang menimpa kami, yang mengenai kita, nafian. Mengandung
nilai manfaat.”
Diterangkan UAH, manfaat dari hujan, tidak hanya di dunia. Di akhirat pun akan ada manfaatnya.
Dengan kata lain, bila hujan turun, jika tidak dapat memetik manfaat di dunia, bisa dipetik di akhirat.
Dengan kata lain, bila hujan turun, jika tidak dapat memetik manfaat di dunia, bisa dipetik di akhirat.
“Bukan dunia, maka akhiratnya. Saya ulang. Kalau
bukan dunia, maka akhiratnya,” kata UAH di dalam ungguhan channel Youtube
“Audio Dakwah” dengan durasi 11 menit, 2 detik.
Manfaat di dunia; tanah yang kering, kena hujan
jadi hidup kembali.
Manfaat di akhirat. Misalnya; saat mau mengaji,
menuntut ilmu, dalam perjalanan kehujanan, pakaian menjadi basah, motor menjadi
kotor.
Maka air hujan ini akan menjadi saksi di akhirat. Bahwa hujan telah membasahi pakaian saat dalam perjalanan untuk menuju tempat kajian.
Dijelaskan, pada saat nanti terjadi kiamat. Semua
diangkat. Terbuka apa yang di kandung bumi. Maka seluruh yang pernah dipijak di
bumi ini, akan bersaksi di hadapan Allah.
Apa yang pernah dikerjakan di tempat ini?
“Jika Anda, maaf ya, pernah berbuat maksiat dan
belum bertobat. Bersembunyi di suatu tempat, di kamar tertutup. Maka, di kamar
yang dipijak, pulpen yang digunakan tanda tangannya, sandarannya (tempat
duduk). Maaf, maaf, kasurnya, karpetnya segalanya akan bersaksi,” jelas UAH
yang merupakan pendiri Quantum Akhyar
Institute.
“Segalanya akan bersaksi. Ya Allah, dia pernah
bermaksiat di sini. Jika Anda berbuat kebajikan, maka akan dinampakkan sekecil
apapun. Tempat itu bersaksi.”
Sekecil apapun ditampakkan.
Saat ditampakkan. Misalnya saat hendak mengaji. Belum dimulai. Lalu membaca beberapa ayat Al-Quran di tempat majelis. Maka, tempat itu akan bersaksi. Mushaf-mushafnya bersaksi.
Saat ditampakkan. Misalnya saat hendak mengaji. Belum dimulai. Lalu membaca beberapa ayat Al-Quran di tempat majelis. Maka, tempat itu akan bersaksi. Mushaf-mushafnya bersaksi.
“Ya Allah si Fulan ini membaca (Al-Quran) karena-Mu. Si Fulan sedang berdoa. Ya
Allah si Fulan sedang berdoa. Di karpet aku (pengakuan karpet), yang telah ia duduki.”
Atapnya bocor. Air
hujan mengenai kepalanya. Maka airnya juga akan bersaksi atas kebaikannya.
Membaca Al-Quran sebelum kajian dimulai.
“MasyaAllah, semua.
Kalau kita paham rumus kehidupan. Semua enak, InsyaAllah. Tidak
ada yang susah. Dan, nikmat menjalani kehidupan.”
Yang ketiga; kapan, dan bagaimana besok terjadi
pada kita.
“Karena itu siapkan rencana-rencana kehidupan.
Karena besok tidak tahu akan terjadi apa. Maka siapkan rencana-rencana ini.”
Besok akan mengerjakan apa? Nanti malam tahajud jam
berapa? Mau istigfar sebelum subuh jam berapa? Besok mau baca Al-Quran berapa
ayat? Berapa lembar? Besok mau sedekah di mana? Mau shalawat jam berapa? Shalat
Asar dimana? Jumatan di mana? Siapkan dari sekarang!
“Dikatakan Al-Quran, manusia hidup itu, petanya
(rencananya) sampai akhiratnya.”
“Jadi cara nurunkannya begini. Anda mau masuk surga
mana dulu. Saya pingin surga bersama Rosul. Bersama orang solih. Bersama orang
syuhadak. Apa amalan di dunia? (untuk bisa masuk di surga yang diinginkan)”
“Saat amalan sudah ada, bikin kurikulum di bumi.
Mengejar itu saja. Siapkan. Apakah itu shalatnya ahli surga? Ini shalatnya
begini. Tahajudnya begini. Apakah sedekahnya? Apakah puasanya?”
Semua yang direncanakan. Kemudian dilakukan tidak harus mengesampingkan pekerjaan-pekerjaan
di dunia. Ingat itu!
“Dan itu tidak harus kemudian menepikan pekerjaan Anda tugas di dunia. Bukankah bisa menjadi karyawan yang sambil menjadi pekerja membaca Al-Quran?”
Malamnya tahajud. Jalannya istighfar.
Itu artinya. Bersamaan bekerja dalam
kehidupan dunia. Tapi, punya nilai akhirat.
"Jadi ini ada bagian yang hilang dalam kehidupan umat Islam sekarang,” tandas UAH yang mengenakan baju hitam.
"Jadi ini ada bagian yang hilang dalam kehidupan umat Islam sekarang,” tandas UAH yang mengenakan baju hitam.
Ini yang coba kita turunkan. Dulu, para sahabat
nabi: yang jadi pebisnis ada, yang birokrasi ada, yang diplomasi ada.
“Komplet kehidupannya, tapi itu tidak menghentikan
mereka dalam berburu kemuliaan akhirat.”
Itu poinnya.
Karena kita tidak tahu kehidupan besok, maka
petakan, turunkan. Petakan turunan dari peta akhirat.
Keempat. Manusia tidak tahu, kapan dan dimana wafat
atau meninggal dunianya.
“Karena itu siap-siap,” ajak pria yang belajar
berbagai ilmu di Libya.
Mungkin ada bagian detik yang kita lalui. Di
situlah kita akan pulang.
Karena itu ada pendapat dari ulama, kalau melakukan
maksiat, bayangkan seketika akan wafat. Dan, itu akan mengembalikan kita ke
jalan yang benar.
“Kita gak tahu akan pulang, di mana dan kapan. Tapi
kita bisa menyiapkan diri saat pulang. Ke dalam hal yang baik. Jauhi maksiat.”
Misal, seperti menjaga lisan dari perkataan kotor,
jorok. Mata, pandang yang baik-baik.
"Maka upayakan, saat meninggal dalam berjuang dalam kebaikan. Wafatnya enak. Makanya sedang wafat itu dalam berbuat baik.”
"Maka upayakan, saat meninggal dalam berjuang dalam kebaikan. Wafatnya enak. Makanya sedang wafat itu dalam berbuat baik.”
Dalam video tersebut, tentang lima hal yang menjadi
rahasia Allah, yang dijelaskan UAH baru empat.
Menilik dari refrensi lain. Hal yang tidak bisa
diketahui manusia yakni tentang kandungan atau apa yang ada di dalam rahim. Lelaki, perempuan atau kembar,
cacat, sempurna.
Dilansir dari fimadani.com, dengan
berkembangnya teknologi modern zaman sekarang, orang sudah bisa mengetahui apa
yang sedang dikandung para istri. Laki-laki atau perempuan, besar atau kecil,
juga cacat atau tidak.
Tapi subhanallah, tidak ada seorang
pun yang tahu apakah anak ini akan selamat ketika ibunya melahirkannya.
Berimankah ia setelah dilahirkan atau kufur, bahagiakah ia, atau celaka.
Belum tentu bayi yang keluar dari rahim ibu yang
miskin akan menjadi miskin pula besarnya nanti. Tidak juga bayi yang keluar
dari rahim ibu yang sholihah akan menjadi sholihah juga.
Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.
Di dalam Al-Quran Surah Luqman Ayat 34, artinya:
"Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari kiamat, dan Dia
yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada
seorang pun yang dapat mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tidak ada
seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakan esok.
Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal." (titahkita.com)
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893
0 Response to "5 Perkara ini, Jibril pun tak Tahu, Apalagi Manusia"
Post a Comment