Ustadz Adi Hidayat Beberkan Kunci agar Hati Menjadi Tenang - TitahKita.com -->

Ustadz Adi Hidayat Beberkan Kunci agar Hati Menjadi Tenang

Ustadz Adi Hidayat
Ustadz Adi Hidayat Beberkan Kunci agar Hati Menjadi Tenang
---
BERKACAMATA. Hafal baris per baris ayat-ayat Al-Quran sudah menjadi ciri khas Ustadz Adi Hidayat.

Letaknya di surat apa? Ayat berapa? Posisinya di mana? atas, bawah, atas kanan, atas kiri? Ketika ditanya, ustadz muda itu dipastikan bisa menjawab dengan benar.

Ceramah-ceramahnya juga jelas. Mampu menggugah hati. Mudah diterima akal sehat. Runtut berbicara.

Kesempatan ini, Ustadz Adi Hidayat -- selanjutnya UAH -- menjelaskan kunci agar hidup bisa menjadi tenang.

Ada beberapa bagian yang dijelaskan. Seperti, dalam channel Youtube Afterife Fighters dengan judul “Untukmu Yang Sedang Mencari Ketenangan Jiwa | Ustadz Adi Hidayat Lc., Ma”.

Diutarakan, pada intinya, ketenangan jiwa seseorang ada kaitannya dengan ibadah shalat: entah itu wajib maupun sunah. Shalat juga bagian dari dzikir, mengingat Allah.

Shalat yang asal shalat, tanpa memperhatikan ketentuan-ketentuan shalat, bisa menjadikan shalatnya kurang benar.

Maka shalat pun perlu dipelajari dengan mendalam. Pernah ada ustadz yang bilang, kursus bukan hanya bahasa Inggris saja, tapi juga "kursus shalat".

“Kalau shalat Anda benar, hati tenang,” kata UAH dalam penggalang ceramahnya.
Hati yang tenang akan berdampak bisa mengendalikan diri. Kita tahu, bahwa, musuh terbesar ada diri sendiri, hawa nafsu diri sendiri.

“Ciri hati yang tenang, dia bisa mengendalikan hawa nafsu dalam kehidupannya. Sehingga muncul yang baik-baik di sini.”

Lalu bagaimana jika sudah mendirikan shalat, tetapi belum berdampak pada ketenangan hati?

“Kalau teman-teman sudah shalat lima kali dalam sehari. Tambah dengan sunahnya. Tapi, hatinya belum tenang, pasti ada yang kurang tepat dalam shalatnya,” jelas pria kelahiran 11 September 1984 itu.

“Karena jangankan shalat, tempat untuk shalat saja disebutkan tempat paling menenangkan.”

Hal itu sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah ayat 125. Artinya:

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

“Di Baitullah (kakbah), tenang jiwa Anda. Dan hebatnya, lingkarannya disebut dengan masjid. Masjid pun punya aura yang mirip-mirip sama.”

UAH menantang. Agar kita membuktikannya. Yang perlu dicoba simpel saja. Dari rumah pergi ke masjid lalu pulang.

“Gak percaya silahkan (dicoba). Anda dari rumah datang ke masjid. Begitu pintu dibuka, melangkah (dalam masjid), ada ketenangan tersendiri.”

Sahabat nabi dulu juga ada yang melakukan hal semacam itu. Usai menjalankan aktivitas keseharian, ketika hendak menuju rumah -- pulang -- sahabat tidak langsung menuju ke rumah. Tapi mampir ke masjid terlebih dahulu.

“Makanya saya beri saran sedikit ya. Ikuti pola sahabat dulu. Mereka pun, apapun pekerjaannya. Ada pengusaha, ada pedagang, macam-macam, itu, kalau selesai bekerja, itu gak langsung pulang ke rumah. Mereka mampir ke masjid. Begitu keluar dari masjid, yang dibawa itu aura masjid.”

“Jadi nyampai rumah itu bukan aura pekerjaan.”

Ada efek berbeda. Rasakan. Antara langsung pulang ke rumah dan mampir masjid sebelum pulang.

“Kadang-kadang. Kalau pulang ke rumah yang dibawa kaitanya dengan pekerjaan, menumpuk. Sehingga kadang-kadang banyak kegelisahan.”

“Coba mampir (masjid), begitu keluar sudah ada ketenangan dalam jiwa. Enak, tenang, saking tenangnya masuk (masjid), (ditambah) shalat dua rakaat, lebih tenang lagi.” (titahkita.com)

SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel