Aa Gym: 5 Cara Latihan Agar Bisa Ikhlas (1) - TitahKita.com -->

Aa Gym: 5 Cara Latihan Agar Bisa Ikhlas (1)


Aa Gym
Aa Gym: 5 Cara Latihan Agar Bisa Ikhlas (1)
---
BACKROUND podiumnya kekuning-emasan. Memantulkan cahaya. Menyedot perhatian banyak mata.

Di wilayah itulah Aa Gym atau KH Abdullah Gymnastiar berceramah. Pembahasannya tentang ikhlas.

Dengan mikropon berbentuk gepeng, perlahan Aa Gym -- selanjutnya Aa -- mengabsen jamaah.

“Acungkan tangan. Adakah yang baru pertama kali datang kali ini,” ucapnya seraya memberi kode.

Sebagian jamaah pun mengikuti intruksi Aa. Mengangkat tangan. Sebagai tanda belum pernah mengikuti pengajian sebelumnya. Terkait pembahasan “ikhlas”.

“Boleh saya ulangi lima cara latihan ikhlas?” sambung Aa yang mengenakan penutup kepala warna putih.

Atas lontaran itu, tak membuat jamaah bergegas segera menjawab. Aa seperti nampak kesal di level rendah.

“Jawab. Jangan membuat saya jadi keras suaranya,” cetusnya sambil tersenyum tipis.

Tak lama berselang, Aa membeberkan lima cara tersebut.

Pertama. Kata Aa “Jangan ingin selalu diketahui orang”.

Spesifiknya yang sunah-sunah.

Tetapi kalau yang perkara wajib diketahui orang lain tidak masalah. Seperti ketika hendak menuju masjid untuk shalat jamaah. Berangkatnya tidak perlu “menutup diri”: lewat jalan yang tidak diketahui orang, lewat jalan yang sepi sunyi. Padahal ada jalan lebar ramai.

Ketika hendak shalat jamaah di masjid menunaikan shalat Ashar, tinggal berangkat saja. Lewat jalan umum. Dilihat orang pun tak masalah.

Naik sepeda motor tinggal tancap gas. Jalan bersama tetangga, tinggal jalan. Laki-laki sama laki-laki. Perempuan sama perempuan.

“Mau ke mana? Mau ke masjid. Mau shalat Duhur, mau shalat Subuh. Itu bagus (diketahui orang),” tuturnya dalam penggalang video di channel Youtube RieID.

Perkara wajib diketahui orang banyak sah-sah saja. Tetapi amalan-amalan yang bersifat sunah, baiknya tidak perlu diketahui orang lain.

“Tapi amalah sunah tidak semua orang (perlu) tahu,” lanjut perkataanya dengan datar.

Misalnya saja. Saat membatalkan ibadah puasa sunah Senin Kamis. Berbuka puasa dengan hidangan yang mengoyang lidah, tak perlu dikoar-koarkan. Makan sate, tak perlu diceritakan ke orang. Nikmati saja sendiri.

“Makin banyak amal rahasia. Makin bagus,” jelas Aa yang di podiumnya ada segela air mineral dan kaleng silinder bertulis "Sedekah".

Dalam hal sedekah juga begitu. Tidak perlu menunggu orang lain mengetahui. Lalu baru memasukan lembaran rupiah ke kotak amal.

Tidak perlu menunggu rombongan jamaah datang. Lalu baru menyerahkan karpet ke takmir masjid.

“Sedekah ada orang tahu tidak apa-apa. Tapi yang tidak diketahui orang usahakan lebih banyak.”

“Bahkan istri pun tidak usah tahu. Suami tidak usah tahu.”

Aa terus melanjutkan beberapa kata. Intinya, agar tidak “mengumbar” amalan-amalan sunah. -- Bersambung --. (titahkita.com)

SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel