Ini Kata Aa Gym, Ciri Orang yang tidak Ridho dengan Takdir Allah
Sep 27, 2017
Edit
Aa Gym |
Ini Kata Aa Gym, Ciri Orang
yang tidak Ridho dengan Takdir Allah
---
MASIH
mengenakan kain sorban di kepala. KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym memberikan ceramah. Isi ceramahnya mudah dicerna. Penyampaiannya kalem.
Dijelaskan,
kedewasaan seseorang diantaranya bisa diukur dengan: kemampuan mengendalikan
pikiran, kemampuan mengendalikan perasaan, kemampuan mengendalikan diri.
Kedewasaan
itu juga dapat diukur dari setiap tutur kata atau ucapan. Setiap bersikap harus benar-benar bisa dipertanggungjawabkan dengan baik.
Tidak
ada kata-kata yang terlontar dari mulut. Kecuali, sudah yakin dengan
kemanfaatannya. Yakin dengan kebenarannya.
"Orang
yang kurang dewasa walaupun usia tua, dia sekepikirannya, seucapnya saja.
Akibatnya, selain tidak menyelesaikan masalah, perilakunya akan menambah
masalah," kata Aa Gym sebagaimana dalam video di Youtube.
Untuk
menjadi pribadi yang bisa mengendalikan diri tidak cukup hanya dengan mendengar
ceramah, mendengarkan kuliah.
Untuk
bisa mengendalikan diri butuh kegigihan, butuh latihan, butuh aksi.
"Jadi
orang-orang yang hanya senang belajar, tapi tidak senang berlatih, dia hanya
ada pada tatanan tahu saja. Sedangkan tahu itu tidak identik dengan bisa,"
jelasnya.
"Untuk
bisa dengan baik, itu harus dengan terlatih. Artinya mengendalikan diri itu
harus dengan latihan," tambahnya diiringi senyum.
Diterangkan
juga, orang-orang yang suka berkeluh kesah, menunjukkan banyak hal. Diantaranya
tidak ridho. Tidak mau menerima takdir.
"Makanya
dia mengeluh."
Aa
Gym memberi peringatan, agar hati-hati dalam berkeluh kesah. Karena, bisa
mengundang ketidaksukaan Allah pada kita.
Berkeluh
kesah menjadi ciri orang yang tidak ridho dengan takdir Allah.
Misal
seseorang tidak punya apa-apa. Diberi sesuatu mengeluh. Lalu diberi lagi
mengeluh. Terus mengeluh dan mengeluh.
Kira-kira
yang memberi jadi makin sayang atau jadi makin tidak suka?
"Tentu
makin tidak suka," jawabnya.
Aa
Gym mengajak untuk membandingkan dengan orang yang diberi sesuatu. Lalu
mengucapkan terima kasih. "Terima kasih ya."
"Dikasih
nasi goreng, makasih. Tentu yang ngasih jadi lebih senang."
Bersyukur atau berterimakasih membuka pintu kebaikan. Sebaliknya orang yang berkeluh kesah dampaknya menutup pintu kebaikan untuk diri sendiri.
"Bukannya
bersyukur, malah mengeluh. Jangan salahkan kalau Allah pun tidak
menyukai," tandasnya. (titahkita.com)
SHARE KONTEN DAKWAH BERPAHALA
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." HR. Muslim no. 1893